Pengobatan 9 Jenis Anemia (Penyebab, Gejala & Pecegahan Amenia)

July 2018 - Bertemu lagi dengan saya Admin Go Sehat Pedia, Kali ini saya menulis artikel dengan judul July 2018, semoga saja isi postingan mengenai Penyakit, bermanfaat buat sahabat Go Sehat Pedia.

Judul : Pengobatan 9 Jenis Anemia (Penyebab, Gejala & Pecegahan Amenia)
link : Pengobatan 9 Jenis Anemia (Penyebab, Gejala & Pecegahan Amenia)
Keadaan dimana tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin menyebabkan terjadinya penyakit anemia.

Penderita anemia akan mengalami mudah lelah, sering merasa lemas, susah konsentrasi dan gangguan pada aktivitas sehari-hari, dimana penyebaran oksigen di dalam tubuh tidak berjalan optimal.

Anemia
Photo credit: Shutterstock.com / By Gladskikh Tatiana

Pengobatan anemia sangat tergantung dari penyebab yang melatar belakangi penyakit.

Berikut gejala-gejala anemia yang penting diketahui:
  • Sulit Berkonsentrasi.
  • Mudah lelah (padahal tidak melakukan pekerjaan berat).
  • Merasa lemas sehingga sulit melakukan kegiatan.
  • Sering mengalami kepala pusing dan berkunang-kunang.
  • Detak jantung tidak beraturan.
  • Muncul rasa nyeri pada dada.
  • Napas cenderung pendek-pendek.
  • Tangan dan kaki terasa dingin.
  • Kulit tampak pucat.
  • Susah tidur.
  • Muncul rasa sakit pada kepala.
  • Muncul kram pada kaki.

Kemunculan gejala anemia bisa saja tidak disadari oleh penderitanya, hal ini tidak jarang terjadi. Jika kondisi anemia memburuk maka gejala akan semakin terlihat atau dirasakan.

Anak-anak yang mengalami anemia akan menampakan gejala seperti susah fokus, lebih rewel, nafsu makan menurun, sistem kekebalan tubuh melemah, wajah pucat dan 5L (lesu, lemah, letih, lelah, lunglai).

Bagi orang-orang yang sering mengalami rasa lelah yang tidak wajar atau tubuh selalu terasa lemas, maka hendaknya berkonsultasi ke dokter.

Penyebab Anemia

Terjadinya masalah anemia yaitu ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang mengandung hemoglobin. Umumnya penyebab anemia yaitu:
  • Tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah yang cukup.
  • Adanya masalah kelainan pada reaksi tubuh sehingga justru menghancurkan sel darah merah yang sehat.
  • Adanya masalah perdarahan sehingga tubuh kehilangan darah dalam jumlah banyak, sedangkan produksi darah di dalam tubuh tidak mampu menutupi masalah kekurangan darah tersebut.

Berikut jenis-jenis anemia berdasarkan penyebabnya:

Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Ini merupakan jenis anemia jenis yang paling sering muncul dibandingkan jenis anema lainnya. Kondisi tubuh yang kekurangan asupan zat besi bisa mengakibatkan terjadinya anemia, hal itu karena sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk proses produksi sel darah.

Resiko terkena anemia bisa semakin tinggi pada wanita hamil yang kekurangan zat besi. Selain itu, pemakaian dalam frekuensi tinggi obat pereda nyeri (misalnya aspirin) juga meningkatkan resiko anemia.

Orang-orang yang mengalami anemia akibat kekurangan asupan zat besi akan menampakan gejala berupa:
  • Bagian sudut mulut timbul pecah-pecah dan rasa yang kering
  • Memiliki nafsu makan aneh (hal ini dinamakan pica) seperti makan tanah, pasir, kertas, kapur, cat atau semacamnya.
  • Kuku cenderung melengkung ke atas (koilonychia).

Penyebab pica sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Namun, beberapa peneliti menduga kurangnya zat besi (atau anemia) memicu nafsu makan yang aneh dan tidak masuk akal tersebut. Penyakit pica dapat terjadi pada anak-anak, ibu hamil dan orang dewasa.


Anemia Akibat Kekurangan Vitamin
Asupan vitamin B12 dan asam folat diperlukan dalam proses produksi sel darah merah di dalam tubuh.

Kekurangan vitamin B12 dan asam folat mengakibatkan produksi sel darah merah tidak optimal atau tidak mencukupi kebutuhan, sehingga munculah masalah anemia.

Dalam kejadian tertentu, ada orang-orang yang mengalami gangguan lambung (pencernaan) sehingga tubuhnya tidak mampu menyerap vitamin B12 dengan baik, hal ini kemudian menyebabkan penyakit anemia pernisiosa.

Umumnya anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan vitamin B-12 dan asam folat menimbulkan gejala berupa:
  • Hilangnya (menurunnya) kepekaan indera peraba.
  • Munculnya kekakuan pada kaki dan tangan.
  • Agak sulit berjalan.
  • Munculnya rasa geli pada tangan dan kaki.
  • Mengalami demensia.

Demensia merupakan sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan otak seperti menurunnya kemampuan berpikir, daya ingat, tingkat pemahaman, kemampuan bahasa, kecerdasan mental dan kemampuan menimbang permasalahan. Demensia umumnya dialami orang-orang di atas umur 65 tahun.

Anemia Akibat Penyakit Kronis
Penyakit kronis dapat menyebabkan beberapa perubahan pada fungsi tubuh, terutama pada mekanisme pembentukan sel darah merah di dalam tubuh.

Penyakit tertentu juga bisa memicu terjadinya anemia yaitu penyakit-penyakit yang memiliki dampak berupa menghambat pembentukan sel darah merah di dalam tubuh.

Penyakit kronis yang bisa memicu terjadinya anemia yaitu:
  • HIV/AIDS
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit peradangan kronis. 
  • Penyakit Crohn
  • Rheumatoid arthritis
  • Kanker

Anemia akibat penyakit kronis menimbulkan beberapa macam gejala seperti urine cenderung berwarna merah atau cokelat, warna mata dan kulit agak kekuningan, atau borok pada kaki.

Penderita penyakit gangguan ginjal bisa berisiko terkena anemia. Hal itu karena penyakit ginjal menyebabkan gangguan produksi hormon EPO dan malabsorbsi zat besi.

Selain itu, penderita gagal ginjal yang menjalani pengobatan cuci darah bisa mengalami anemia karena defisiensi (kekurangan) zat besi dan asam folat.

Ada dua jenis kanker yang bisa menyebabkan masalah anemia yaitu kanker limfa dan kanker payudara. Beberapa hal seperti kemoterapi, paparan radiasi dan penyebaran sel kanker hingga sumsum tulang bisa menyebabkan anemia.

Masalah Infeksi ataupun inflamasi dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh memproduksi protein sitokin yang nantinya berfungsi sebagai bagian dari mekanisme pertahanan tubuh.

Akan tetapi keberadaan sitokin ini bisa menghambat proses penyerapan zat besi dalam darah dan mempengaruhi respon tubuh terhadap EPO, hal ini nantinya bisa mengakibatkan anemia.

Penyakit infeksi kronis yang bisa mengakibatkan anemia yaitu endokarditis (infeksi pada jantung), osteomyelitis (infeksi tulang), sifilis, tuberkulosis, dan HIV/AIDS.

Beberapa jenis penyakit degeneratif bisa memicu inflamasi kronis yang kemudian meningkatkan resiko anemia.

Jenis-jenis penyakit degeneratif tersebut seperti rheumatoid arthritis, lupus, dan inflamasi usus (inflammatory bowel disease / IBD).


Anemia Aplastik
Terjadinya anemia aplastik bisa akibat infeksi, penyakit autoimun, efek samping obat, hingga terkena paparan zat kimia yang beracun.

Jenis anemia ini jarang terjadi dibandingkan jenis-jenis anemia lainnya, tapi jika kondisinya memburuk bisa menimbulkan bahaya yang serius.

Pada kondisi anemia aplastik, tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah secara maksimal atau sesuai kebutuhan yang seharusnya.

Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia)
Terjadinya anemia ini akibat bentuk hemoglobin yang tidak normal, dimana sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit (bukan bulat bikonkaf).

Anemia Sel Sabit
Sel Sabit | Photo credit: Kidshealth.org

Sel Sabit
Photo credit: Dreamstime.com / © Designua

Sel darah merah berbentuk sabit mempunyai waktu hidup yang lebih pendek dibandingkan sel darah merah normal.

Jenis anemia ini bersifat genetis. Adapun gejala yang ditimbulkan dari anemia sel sabit yaitu mudah lelah, mengalami rasa nyeri cukup menyakitkan (umumnya pada bagian perut, sendi, anggota gerak), dan rentan mengalami infeksi.

Anemia Akibat Penyakit Sumsum Tulang
Adanya gangguan pada produksi sel darah merah di sumsum tulang merupakan hal yang tidak boleh dipandang remeh karena dapat menyebabkan anemia.

Terjadinya gangguan produksi sel darah merah bisa juga karena penyakit berbahaya seperti leukemia.

Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik merupakan sebuah kondisi dimana hancurnya sel darah merah (eritrosit) lebih cepat dibandingkan pembentukannya. Terjadinya bisa dipicu oleh faktor dari dalam sel darah merah (intrinsik) dan faktor dari luar sel darah merah (ekstrinsik).

Untuk faktor dari dalam sel darah merah, anemia hemolitik disebabkan kondisi sel darah merah yang tidak normal, dimana sel darah merah tidak memiliki masa hidup yang normal. Anemia hemolitik intrinsik ini dapat dipengaruhi faktor genetik.

Untuk faktor dari luar, anemia hemolitik disebabkan oleh respons sistem imun yang merangsang limpa untuk banyak menghancurkan sel darah merah.

Munculnya masalah anemia hemolitik ekstrinsik ini bisa terjadi akibat efek samping dari penggunaan obat-obatan seperti ibuprofen, paracetamol, chlorpromazine, antibiotik (metisilin, penisilin, ampisilin), interferon, procainamide, rifampin.

Anemia hemolitik berat bisa terjadi akibat kesalahan transfusi darah (golongan darah pendonor dan penerima tidak cocok) yang nantinya antibodi yang terkandung dalam plasma darah akan menyerang sel darah merah pada darah yang didonorkan.

Keadaan ini mengakibatkan kerusakan sel darah merah yang parah dan secara luas di dalam tubuh.

Gejala anemia hemolitik umumnya yaitu mudah lelah, kulit pucat, mata berkunang-kunang, kepala terasa berat, pusing, demam dan tidak mampu mengerjakan pekerjaan berat.

Gejala anemia hemolitik hampir sama dengan anemia jenis lainnya, sehingga perlu dilakukan diagnosis lebih lanjut agar bisa mengetahuinya secara pasti.

Pada beberapa kasus, gejala yang muncul pada penderita anemia hemolitik yaitu kulit dan mata cenderung menguning, warna urine cenderung gelap, denyut jantung meningkat, serta pembesaran limpa dan hati.

loading...

Fakor Risiko Anemia

Berikut berbagai hal yang bisa meningkatkan risiko terkena anemia:
  • Gangguan pencernaan pada usus. Dimana penyerapan nutrisi di usus tidak berjalan dengan baik.
  • Menstruasi. Dimana wanita dapat kehilangan darah saat terjadinya menstruasi.
  • Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat atau mencukupi kebutuhan nutrisi penting akan terkena risiko anemia.
  • Riwayat anemia di keluarga. Resiko anemia meningkat pada seseorang yang mempunyai anggota keluarga dengan riwayat anemia bawaan. 
  • Faktor usia. Orang-orang berusia di atas 75 tahun beresiko terkena anemia akibat kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
  • Kekurangan vitamin dan zat besi.
  • Penyakit kronis. 
  • Penyakit autoimun.
  • Efek samping dari obat yang dikonsumsi.
  • Kelainan darah.
  • Infeksi.
  • Terkena zat kimia beracun.
  • Kecanduan alkohol.

WHO menyebut anemia merupakan kondisi kurangnya kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal. Jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologi tubuh.

Hemoglobin terbentuk dari gabungan zat besi (Fe) dan protein yang ada di dalam sel darah merah. Apabila terjadi kekurangan pada salah satunya saja dari Fe, protein, vitamin A, vitamin B12 atau asam folat, mengakibatkan kadar hemoglobin juga berkurang, sehingga terjadilah anemia.

Anemia tidak hanya menyebabkan rasa lemas dan lesu, tapi juga bisa menyebabkan potensi kecerdasan menurun

Anemia lebih sering dialami perempuan. Masalah anemia jangan dibiarkan karena bisa berlanjut dari remaja ke dewasa, pada wanita hamil bisa menyebabkan anemia menurun pada bayi.

Yang disayangkan, Tablet Tambah Darah (TTD) yang merupakan solusi sementara dalam mengatasi anemia kurang disosialisasikan, selain itu TTD juga tampaknya tidak disukai oleh para remaja putri dan ibu hamil.

Pengobatan Anemia

Pengobatan anemia dilakukan berdasarkan penyebab utamanya. Penting diketahui bahwa pengobatan anemia harus berdasarkan penyebabnya, hal itu karena pengobatan untuk satu jenis anemia bisa berbahaya untuk anemia jenis lain.

1. Pengobatan Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Mengonsumsi suplemen penambah zat besi menjadi hal yang umum dalam mengatasi masalah anemia yang berkaitan dengan defisiensi zat besi. Selain itu, penderita juga harus meningkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi tinggi.

Dokter kemungkinan akan memberikan vitamin C yang manfaatnya untuk meningkatkan penyerapan zat besi.

Penggunaan suplemen penambah zat besi hendaknya sesuai dengan petunjuk dokter, karena jika penggunaannya berlebihan dapat menimbulkan efek samping berupa rasa mual, diare, sakit kepala dan nyeri sendi.

Konsumsi suplemen disarankan dilakukan setelah mengonsumsi makanan, hal ini untuk meminimalisir efek samping yang timbul tersebut.

Dari artikel berjudul Iron Deficiency Anemia (Healthline.com), pengobatan anemia akibat defisiensi (kekurangan) zat besi yaitu dengan pemberian suplemen zat besi, serta menjaga pola makan yang sehat dan seimbang.

Suplemen zat besi dapat secara efektif membantu mengembalikan kadar zat besi dalam tubuh. Jika memungkinkan, konsumsilah tablet suplemen zat besi dalam keadaan perut kosong agar bisa terserap lebih optimal.

Pasien anemia mungkin perlu mengonsumsi suplemen selama beberapa bulan. Adapun efek samping dari suplemen zat besi yaitu konstipasi dan tinja berwarna hitam.

Makanan yang bermanfaat untuk membantu mengobati atau mencegah defisiensi zat besi yaitu daging merah, sayuran berdaun hijau gelap, buah kering, dan sereal yang diperkaya zat besi.

Selain itu, konsumsi juga asupan yang mengandung vitamin C tinggi karena dapat membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh.

Dokter mungkin akan menyarankan Anda mengonsumsi suplemen zat besi yang diiringi dengan mengonsumsi asupan yang kaya akan vitamin C, seperti buah jeruk atau jus jeruk.

Perlu diketahui, mengonsumsi suplemen zat besi tidak akan bisa mengatasi anemia jika terjadi pendarahan berlebih yang menyebabkan defisiensi.

Dalam kasus pendarahan yang parah, transfusi darah dilakukan untuk menggantikan zat besi dan kehilangan darah.

Khusus pada wanita yang mengalami menstruasi berat, dokter mungkin akan meresepkan pil KB untuk mengurangi jumlah pendarahan akibat menstruasi.

Sebagai pemberitahuan, makanan yang mengandung zat besi tinggi, yaitu:
  • Sayuran hijau, seperti bayam
  • Daging sapi, domba dan ayam
  • Telur
  • Kismis dan buah kering lainnya
  • Kacang polong
  • Labu
  • Makanan laut, seperti udang, kerang, sarden, dan tiram
  • Serealia kering yang diperkaya zat besi

Makanan yang tinggi vitamin C seperti:
  • Buah jeruk, nanas, stroberi, pepaya, kiwi, jambu biji, melon, dan mangga
  • Brokoli
  • Sayuran hijau
  • Tomat
  • Paprika merah dan hijau
  • Bunga kol

Konsumsi terlalu sedikit zat besi dalam waktu yang lama menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi tersebut. Zat besi sangat penting, terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

Dokter dapat mendiagnosis anemia akibat defisiensi zat besi dengan cara tes darah lengkap (CBC). Tes CBC mengukur jumlah semua komponen dalam darah seperti sel darah merah, sel darah putih (leukosit), hemoglobin, hematokrit dan trombosit.

Dokter mungkin melakukan tes darah tambahan untuk menentukan seberapa parah anemia dan sebagai pertimbangan bentuk perawatan. Tes ini bertujuan untuk mengecek tingkat zat besi dalam darah, ukuran dan warna RBC, kadar ferritin, jumlah transferin yang membawa zat besi.

Sebagian besar kasus anemia akibat defisiensi zat besi tidak menyebabkan komplikasi jika diobati dengan baik, jika tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi berupa detak jantung tidak teratur, gagal jantung, kelahiran prematur, serta gangguan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak.

Loading...

2. Pengobatan Anemia Akibat Kekurangan Vitamin
Untuk mengatasi masalah anemia akibat kekurangan vitamin, maka hal sederhana yang harus selalu diingat yaitu pastikan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12 atau asam folat.

Kemungkinan dokter juga menyarankan penggunaan suplemen kandungan tersebut.

Dalam kasus tertentu, dimana terjadi gangguan penyerapan asam folat dan vitamin B12 pada tubuh pasien, maka dokter akan melakukan tindakan berupa injeksi vitamin B12 secara rutin.

Dari artikel berjudul Folic Acid Deficiency Anemia (Healthline.com), kekurangan folat (vitamin B9) dalam darah menyebabkan anemia, dimana folat diperlukan oleh tubuh dalam memproduksi sel darah merah baru.

Jika tubuh kekurangan asam folat, mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan kadar asam folat dapat mengatasi atau mengurangi masalah anemia.

Asam folat memiliki manfaat lain yang penting yaitu mencegah kanker usus besar dan penyakit jantung.

Asam folat adalah versi sintetis dari folat vitamin (disebut juga B9). Tubuh bisa kehilangan B9 saat berkeringat dan buang air kecil, sehingga asupan ini perlu dipenuhi setiap harinya.

Gejala tubuh yang kekurangan asam folat yaitu muncul sariawan, kelelahan, lidah bengkak dan gangguan pertumbuhan.

Penyakit anemia akibat kekurangan vitamin B9 atau asam folat akan menimbulkan gejala berupa rasa pusing, kelelahan, mudah marah, merasa dingin, kulit pusat, sakit kepala, sulit bernafas, diare, kehilangan nafsu makan dan susah berkonsentrasi.

Mengonsumsi obat-obatan tertentu atau minuman beralkohol dapat menyebabkan anemia (karena mengganggu penyerapan folat).

Makanan yang kaya asam folat yaitu buah jeruk, sayuran hijau, bayam dan sereal yang diperkaya vitamin.

Untuk mengobati anemia akibat defisiensi asam folat, cara termudah adalah mengonsumsi tablet asam folat setiap hari hingga pulih. Konsultasikan dengan dokter dalam penggunaan suplemen asam folat.

Selain mengonsumsi suplemen asam folat, Anda juga harus mengonsumsi makanan yang tinggi asam folat. Pilihlah makanan segar dan usahakan menghindari makanan yang digoreng.

3. Pengobatan Anemia Akibat Penyakit Kronis
Untuk pengobatan jenis anemia ini sangat bergantung dari penyakit yang melatar belakanginya.

Apabila kondisi anemia memburuk, dokter kemungkinan akan mengambil tindakan transfusi darah ataupun injeksi eritropoietin (suatu hormon yang berfungsi untuk meminimalisir rasa lelah dan mendorong produksi darah agar meningkat).

4. Pengobatan Anemia Aplastik
Pengobatan anemia aplastik umumnya diawali dengan tindakan transfusi darah yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dalam waktu singkat.

Setelah itu, kemungkinan dokter mempertimbangkan dan menyarankan untuk dilakukannya tindakan pencangkokan sumsum tulang (jika kondisi sumsum tulang sudah tidak mampu memproduksi sel darah merah yang sehat).

5. Pengobatan Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia)
Pengobatan jenis anemia ini umumnya diawali dengan tindakan mengganti sel darah merah yang rusak melalui proses transfusi darah, pemberian suplemen asam folat dan antibiotik.

Tindakan selanjutnya, kemungkinan dokter memberikan obat penghilang rasa sakit dan menambahkan cairan melalui intravena atau oral.

Dalam kondisi tertentu, dokter akan mempertimbangkan untuk melakukan tindakan pencangkokan sumsum tulang dalam mengobati anemia sel sabit.

Obat untuk kanker hidroksiurea juga ada kemungkinan digunakan dalam pengobatan jenis anemia ini.

Dari artikel berjudul Sickle Cell Anemia (Healthline.com), sel darah merah abnormal yang bentuknya menyerupai sabit akan mudah terjebak di pembuluh kecil, sehingga menghambat aliran darah untuk mencapai bagian tubuh tertentu.

Dalam mendiagnosis anemia akibat sel sabit, dokter akan memeriksa Anda jika mengalami gejala berupa:
  • Nyeri akut di tangan dan kaki
  • Bisul pada kaki
  • Pembesaran limpa yang menyakitkan
  • Infeksi saluran pernafasan
  • Rasa sakit yang parah pada tulang
  • Masalah jantung

Beberapa tes darah mungkin dilakukan pada pasien.

Perawatan dalam penanganan anemia sel sabit, yaitu:
  • Rehidrasi dengan cairan intravena untuk membantu sel-sel darah merah kembali ke keadaan normal. Perlu diketahui, sel darah merah cenderung mengalami kerusakan bentuk menjadi seperti sabit jika tubuh sedang mengalami dehidrasi.
  • Mengobati infeksi yang mendasari penyakit. Infeksi dapat menyebabkan masalah sel sabit. 
  • Obat nyeri untuk menghilangkan rasa sakit selama krisis sel sabit. Pasien mungkin membutuhkan obat pereda rasa sakit yang kuat.
  • Transfusi darah untuk meningkatkan transportasi oksigen dan nutrisi sesuai kebutuhan. 
  • Oksigen tambahan diberikan melalui masker, bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
  • Imunisasi untuk mencegah infeksi. Penderita anemia sel sabit cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Transplantasi sumsum tulang. 

Hal-hal lainnya yang perlu pasien lakukan yaitu minum lebih banyak air untuk mengurangi resiko krisis sel sabit, konsumsi suplemen asam folat (berdasarkan aturan dokter), berolahragalah secara rutin, dan hindari stres.

Jika Anda mengalami infeksi maka segera hubungi dokter, karena pengobatan infeksi dengan segera akan mencegah kondisi yang parah.


6. Pengobatan Anemia Akibat Penyakit Sumsum Tulang
Pengobatan anemia jenis ini juga bergantung dari kondisi penyakit yang diderita pasien. Dalam kasus tertentu, pengobatannya bisa berupa tindakan prosedur kemoterapi ataupun pencangkokan sumsum tulang.

7. Pengobatan Anemia Hemolitik
Penanganan anemia hemolitik diawali dengan menjauhi penggunaan obat yang mempunyai efek samping hemolisis.

Kemudian melakukan upaya penyembuhan infeksi yang menjadi penyebab hemolitik. Ada kemungkinan dilakukan tindakan imunosupresan untuk meminimalisir sistem imun yang merusak sel darah sehat.

Pada dasarnya, penanganan anemia hemolitik bermacam-macam tergantung penyebab yang melatar-belakangi penyakit.

Dari artikel berjudul What Is Drug-Induced Immune Hemolytic Anemia? (Healthline.com), beberapa obat dapat menyebabkan gangguan yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh justru menilai sel darah merah sebagai penyerbu asing yang berbahaya. Sehingga sistem kekebalan tubuh menyerang sel darah merah yang sehat.

Sistem kekebalan tubuh memecah sel-sel darah merah sehat yang akhirnya memicu terjadinya anemia.

Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.

Beberapa obat yang diketahui menyebabkan anemia hemolitik yaitu ibuprofen, penisilin, antibiotik cephalosporin, methyldopa, dapson, nitrofurantoin, phenazopyridine, quinidine, levofloxacin, levodopa (obat penyakit Parkinson), dan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).

Siapa pun dapat memiliki reaksi terhadap obat-obatan ini, pada dasarnya tidak ada cara untuk mengetahui apakah obat-obatan tertentu menimbulkan reaksi, itu baru bisa diketahui setelah mengonsumsinya.

Berikut gejala anemia hemolitik (akibat mengonsumsi obat-obatan), yaitu:
  • Kulit pucat
  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Urine gelap
  • Denyut jantung cepat
  • Menguningnya kulit atau putih mata

Penderita mungkin akan segera merasakan gejala seperti itu setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Dalam mendiagnosis anemia hemolitik, dokter melakukan pemeriksaan fisik dan mencari tahu tentang peradangan di limpa.

Limpa dapat meradang akibat bekerja terlalu keras untuk menyaring dan membersihkan semua sel darah merah yang rusak.

Untuk mengatasi anemia hemolitik, dokter tampaknya akan menginstruksikan agar pasien tidak mengonsumsi obat yang menyebabkan reaksi.

Dalam kasus yang parah, pasien memerlukan transfusi darah untuk membersihkan darah dari sel yang tidak sehat dan mengisinya dengan sel darah merah yang sehat.

8. Pengobatan Anemia Akibat Perdarahan
Anemia ini terjadi karena penderita mengalami perdarahan (atau kehilangan darah) dalam kadar yang banyak, hal pertama yang perlu segera dilakukan yaitu mengobati sumber perdarahan.

Kemudian, barulah penderita menjalani proses transfusi darah, oksigen, serta diberikan suplemen penambah darah (umumnya mengandung tinggi vitamin dan zat besi).


9. Pengobatan Thalassemia
Thalassemia adalah kelainan darah dimana jumlah protein pembawa oksigen kurang dari jumlah normal. Masalah ini cukup langka (kurang dari 150 ribu kasus per tahun di Indonesia).

Tindakan medis yang kemungkinan dilakukan untuk mengobati Thalassemia yaitu konsumsi suplemen asam folat, transfusi darah, splenektomi (prosedur pengangkatan limpa), ataupun pencangkokan sumsum tulang dan sel punca darah.

Pengobatan Thalassemia membutuhkan diagnosis medis dan selalu memerlukan uji atau pencitraan laboratorium.

Dari artikel berjudul Thalassemia (Healthline.com), thalasemia adalah kelainan darah yang dimana bentuk hemoglobin abnormal. Hemoglobin merupakan molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen.

Gangguan ini menyebabkan kerusakan sel darah merah yang memicu masalah anemia. Talasemia bisa diturunkan secara genetik.

Thalassemia terjadi ketika ada kelainan atau mutasi pada salah satu gen yang terlibat dalam produksi hemoglobin.

Gejala-gejala yang paling umum yaitu urine berwarna gelap, kulit kuning atau pucat dan kelelahan yang parah.

Jika hanya satu orang tua Anda yang menjadi pembawa thalassemia, kemungkinan Anda hanya terkena talasemia minor. Tapi jika kedua orang tua Anda adalah pembawa thalassemia, Anda beresiko terkena penyakit yang lebih serius.

Dalam diagnosis thalassemia, dokter akan mengambil sampel darah pasien, lalu sampel darah dibawa ke laboratorium untuk diuji. Teknisi laboratorium juga akan melihat darah di bawah mikroskop untuk melihat apakah sel darah merah berbentuk aneh.

Jika bentuk sel darah merah abnormal maka itu adalah tanda thalassemia. Teknisi laboratorium juga akan melakukan tes elektroforesis hemoglobin untuk memisahkan berbagai molekul dalam sel darah merah, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis abnormal pada sel darah merah.

Dokter akan memberikan bentuk pengobatan yang paling cocok atau yang bekerja paling baik untuk kasus Anda.

Beberapa bentuk perawatan medis yang mungkin dilakukan dokter yaitu:
  • Transfusi darah
  • Pemberian obat-obatan dan suplemen
  • Transplantasi sumsum tulang
  • Operasi mengangkat limpa / kandung empedu

Penderita talasemia ringan biasanya akan dapat menjalani kehidupan normal. Adapun dalam kasus yang parah, talasemia dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung.

Thalassemia terjadi karena kelainan genetik sehingga tidak ada cara untuk mencegahnya. Tapi penderita masih bisa melakukan upaya pencegahan komplikasi. Selain vaksin hepatitis dan perawatan medis yang sedang berlangsung, penderita harus menjalani pola makan sehat dan melakukan olahraga yang ruin.

Lakukan olahraga dengan intensitas sedang, karena olahraga berat justru akan memperburuk kondisi.

Olahraga dengan intensitas sedang yang bisa Anda lakukan seperti:
  • Berjalan kaki
  • Lari santai
  • Bersepeda
  • Berenang

Kuncinya, lakukanlah olahraga yang Anda nikmati untuk bisa terus bergerak, dan hindari olahraga terlalu berat dan lama.

Penderita thalassemia perlu membatasi asupan tinggi zat besi jika sudah memiliki kadar zat besi yang tinggi dalam darahnya.

Dokter mungkin menginstruksikan untuk tidak mengonsumsi suplemen zat besi. Orang yang menerima transfusi darah akan menerima zat besi ekstra yang sulit disingkirkan.

Jika zat besi menumpuk di jaringan tubuh maka dapat menyebabkan bahaya yang fatal.

Jika Anda Pergi ke Dokter

Dokter memiliki beberapa langkah diagnosis untuk mencari tahu apakah seseorang positif terkena anemia atau tidak, berikut di bawah ini:
  • Dokter akan melakukan pemeriksaan sel darah untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang ada di dalam darah.
  • Pemeriksaan bentuk dan ukuran sel darah untuk mengetahui struktur sel darah merah, dokter ingin memastikan apakah struktur dan warna sel darah merah nomal atau tidak. Pemeriksaan ini ditekankan pada penderita anemia sel sabit.
  • Pemeriksaan sumsum tulang, bertujuan untuk mengetahui keadaan fungsi sumsum tulang dalam meregenerasi sel darah.
  • Jika dokter menduga penyebab anemia akibat tubuh penderita kekurangan zat besi, dokter akan melakukan pemeriksaan serum ferritin. Jika kadar serum ferritin rendah maka menandakan (kemungkinan besar) kekurangan zat besi sebagai penyebab anemia.
  • Jika diperkirakan anemia disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat, maka dokter melakukan pemeriksaan kadar kedua kandungan tersebut dalam tubuh pasien.

Beberapa pertanyaan yang mungkin diajukan dokter kepada pasien anemia:

Apa saja makanan yang dikonsumsi pasien sehari-hari?
Tujuan pertanyaan ini untuk mengetahui apakah pasien mencukupi kebutuhan asupan vitamin B-12, asam folat dan zat besi.

Apakah pasien sedang mengonsumsi obat tertentu?
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasien sedang mengonsumsi jenis obat yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pada lambung atau usus (contohnya obat ibuprofen dan aspirin).

Apakah pasien sedang mengalami menstruasi?
Menstruasi yang berdurasi panjang, berjarak sangat dekat, dan pendarahan dalam kadar tinggi bisa mengakibatkan anemia.

Dokter juga akan menanyakan jadwal donor pasien, untuk mengetahui apakah dalam waktu dekat ini pasien pernah melakukan donor darah.

Hal lain yang ditanyakan dokter yaitu riwayat kesehatan keluarga, dokter akan mencari tahu apakah ada anggota keluarga dari pasien yang mengalami anemia, kelainan darah, atau perdarahan gastrointestinal.

Dokter juga ada kemungkinan melakukan pemeriksaan fisik pasien, seperti:
  • Pemeriksaan pada bagian perut untuk mengetahui apakah ada perdarahan internal pada saluran pencernaan.
  • Pemeriksaan rektal untuk mengetahui apakah terjadi kelainan (seperti pendarahan) pada anus dan usus bagian bawah.
  • Pemeriksaan berbagai gejala gagal jantung (salah satunya yaitu pembengkakan pergelangan kaki). Hal itu karena gagal jantung memiliki gejala yang mirip dengan anemia.

Kebiasaan Buruk Penyebab Anemia dan Cara Mengatasinya

Bagi orang-orang yang memiliki kebiasaan minum teh hijau setelah makan (mungkin bertujuan untuk meluruhkan lemak tubuh) maka hendaknya mencoba mengurangi kebiasaan tersebut. Demikian juga bagi yang memiliki “hobi” minum kopi, susu atau teh setelah makan.

Hal-hal tersebut ternyata kurang baik, karena meminum teh, kopi dan susu setelah makan bisa menyebabkan tubuh kehilangan Fe (zat besi) yang kemudian akan meningkatkan resiko anemia.

Teh dan kopi memiliki kandungan tanin, phitat dan lainnya yang bisa mengikat zat besi sehingga sulit diserap. Agar bisa mengatasinya maka buatlah jarak waktu minimal dua jam setelah makan untuk minum teh, teh hijau, kopi ataupun susu.

Paling sering penyebab anemia adalah akibat kekurangan zat besi, itu sekitar 60-70 persen kasus anemia secara umum.

Diagnosa anemia umumnya memerlukan tes darah, karena anemia memiliki gejala serupa defisiensi zat gizi lain sehingga sulit dipastikan.

Agar dapat “selamat” dari masalah anemia, maka upaya sementara yang bisa dilakukan oleh remaja putri dan ibu hamil yaitu pastikan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal ini perlu segera dilakukan khususnya sejak wanita mulai pertama kali menstruasi.

Ketika seorang wanita mengalami menstruasi dimana sel darah merahnya keluar, maka dengan begitu zat-zat penting seperti protein, zat besi, dll juga ikut keluar.

Keadaan dimana tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin menyebabkan terjadinya penyakit anemia.

Penderita anemia akan mengalami mudah lelah, sering merasa lemas, susah konsentrasi dan gangguan pada aktivitas sehari-hari, dimana penyebaran oksigen di dalam tubuh tidak berjalan optimal.

Anemia
Photo credit: Shutterstock.com / By Gladskikh Tatiana

Pengobatan anemia sangat tergantung dari penyebab yang melatar belakangi penyakit.

Berikut gejala-gejala anemia yang penting diketahui:
  • Sulit Berkonsentrasi.
  • Mudah lelah (padahal tidak melakukan pekerjaan berat).
  • Merasa lemas sehingga sulit melakukan kegiatan.
  • Sering mengalami kepala pusing dan berkunang-kunang.
  • Detak jantung tidak beraturan.
  • Muncul rasa nyeri pada dada.
  • Napas cenderung pendek-pendek.
  • Tangan dan kaki terasa dingin.
  • Kulit tampak pucat.
  • Susah tidur.
  • Muncul rasa sakit pada kepala.
  • Muncul kram pada kaki.

Kemunculan gejala anemia bisa saja tidak disadari oleh penderitanya, hal ini tidak jarang terjadi. Jika kondisi anemia memburuk maka gejala akan semakin terlihat atau dirasakan.

Anak-anak yang mengalami anemia akan menampakan gejala seperti susah fokus, lebih rewel, nafsu makan menurun, sistem kekebalan tubuh melemah, wajah pucat dan 5L (lesu, lemah, letih, lelah, lunglai).

Bagi orang-orang yang sering mengalami rasa lelah yang tidak wajar atau tubuh selalu terasa lemas, maka hendaknya berkonsultasi ke dokter.

Penyebab Anemia

Terjadinya masalah anemia yaitu ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang mengandung hemoglobin. Umumnya penyebab anemia yaitu:
  • Tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah yang cukup.
  • Adanya masalah kelainan pada reaksi tubuh sehingga justru menghancurkan sel darah merah yang sehat.
  • Adanya masalah perdarahan sehingga tubuh kehilangan darah dalam jumlah banyak, sedangkan produksi darah di dalam tubuh tidak mampu menutupi masalah kekurangan darah tersebut.

Berikut jenis-jenis anemia berdasarkan penyebabnya:

Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Ini merupakan jenis anemia jenis yang paling sering muncul dibandingkan jenis anema lainnya. Kondisi tubuh yang kekurangan asupan zat besi bisa mengakibatkan terjadinya anemia, hal itu karena sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk proses produksi sel darah.

Resiko terkena anemia bisa semakin tinggi pada wanita hamil yang kekurangan zat besi. Selain itu, pemakaian dalam frekuensi tinggi obat pereda nyeri (misalnya aspirin) juga meningkatkan resiko anemia.

Orang-orang yang mengalami anemia akibat kekurangan asupan zat besi akan menampakan gejala berupa:
  • Bagian sudut mulut timbul pecah-pecah dan rasa yang kering
  • Memiliki nafsu makan aneh (hal ini dinamakan pica) seperti makan tanah, pasir, kertas, kapur, cat atau semacamnya.
  • Kuku cenderung melengkung ke atas (koilonychia).

Penyebab pica sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Namun, beberapa peneliti menduga kurangnya zat besi (atau anemia) memicu nafsu makan yang aneh dan tidak masuk akal tersebut. Penyakit pica dapat terjadi pada anak-anak, ibu hamil dan orang dewasa.


Anemia Akibat Kekurangan Vitamin
Asupan vitamin B12 dan asam folat diperlukan dalam proses produksi sel darah merah di dalam tubuh.

Kekurangan vitamin B12 dan asam folat mengakibatkan produksi sel darah merah tidak optimal atau tidak mencukupi kebutuhan, sehingga munculah masalah anemia.

Dalam kejadian tertentu, ada orang-orang yang mengalami gangguan lambung (pencernaan) sehingga tubuhnya tidak mampu menyerap vitamin B12 dengan baik, hal ini kemudian menyebabkan penyakit anemia pernisiosa.

Umumnya anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan vitamin B-12 dan asam folat menimbulkan gejala berupa:
  • Hilangnya (menurunnya) kepekaan indera peraba.
  • Munculnya kekakuan pada kaki dan tangan.
  • Agak sulit berjalan.
  • Munculnya rasa geli pada tangan dan kaki.
  • Mengalami demensia.

Demensia merupakan sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan otak seperti menurunnya kemampuan berpikir, daya ingat, tingkat pemahaman, kemampuan bahasa, kecerdasan mental dan kemampuan menimbang permasalahan. Demensia umumnya dialami orang-orang di atas umur 65 tahun.

Anemia Akibat Penyakit Kronis
Penyakit kronis dapat menyebabkan beberapa perubahan pada fungsi tubuh, terutama pada mekanisme pembentukan sel darah merah di dalam tubuh.

Penyakit tertentu juga bisa memicu terjadinya anemia yaitu penyakit-penyakit yang memiliki dampak berupa menghambat pembentukan sel darah merah di dalam tubuh.

Penyakit kronis yang bisa memicu terjadinya anemia yaitu:
  • HIV/AIDS
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit peradangan kronis. 
  • Penyakit Crohn
  • Rheumatoid arthritis
  • Kanker

Anemia akibat penyakit kronis menimbulkan beberapa macam gejala seperti urine cenderung berwarna merah atau cokelat, warna mata dan kulit agak kekuningan, atau borok pada kaki.

Penderita penyakit gangguan ginjal bisa berisiko terkena anemia. Hal itu karena penyakit ginjal menyebabkan gangguan produksi hormon EPO dan malabsorbsi zat besi.

Selain itu, penderita gagal ginjal yang menjalani pengobatan cuci darah bisa mengalami anemia karena defisiensi (kekurangan) zat besi dan asam folat.

Ada dua jenis kanker yang bisa menyebabkan masalah anemia yaitu kanker limfa dan kanker payudara. Beberapa hal seperti kemoterapi, paparan radiasi dan penyebaran sel kanker hingga sumsum tulang bisa menyebabkan anemia.

Masalah Infeksi ataupun inflamasi dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh memproduksi protein sitokin yang nantinya berfungsi sebagai bagian dari mekanisme pertahanan tubuh.

Akan tetapi keberadaan sitokin ini bisa menghambat proses penyerapan zat besi dalam darah dan mempengaruhi respon tubuh terhadap EPO, hal ini nantinya bisa mengakibatkan anemia.

Penyakit infeksi kronis yang bisa mengakibatkan anemia yaitu endokarditis (infeksi pada jantung), osteomyelitis (infeksi tulang), sifilis, tuberkulosis, dan HIV/AIDS.

Beberapa jenis penyakit degeneratif bisa memicu inflamasi kronis yang kemudian meningkatkan resiko anemia.

Jenis-jenis penyakit degeneratif tersebut seperti rheumatoid arthritis, lupus, dan inflamasi usus (inflammatory bowel disease / IBD).


Anemia Aplastik
Terjadinya anemia aplastik bisa akibat infeksi, penyakit autoimun, efek samping obat, hingga terkena paparan zat kimia yang beracun.

Jenis anemia ini jarang terjadi dibandingkan jenis-jenis anemia lainnya, tapi jika kondisinya memburuk bisa menimbulkan bahaya yang serius.

Pada kondisi anemia aplastik, tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah secara maksimal atau sesuai kebutuhan yang seharusnya.

Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia)
Terjadinya anemia ini akibat bentuk hemoglobin yang tidak normal, dimana sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit (bukan bulat bikonkaf).

Anemia Sel Sabit
Sel Sabit | Photo credit: Kidshealth.org

Sel Sabit
Photo credit: Dreamstime.com / © Designua

Sel darah merah berbentuk sabit mempunyai waktu hidup yang lebih pendek dibandingkan sel darah merah normal.

Jenis anemia ini bersifat genetis. Adapun gejala yang ditimbulkan dari anemia sel sabit yaitu mudah lelah, mengalami rasa nyeri cukup menyakitkan (umumnya pada bagian perut, sendi, anggota gerak), dan rentan mengalami infeksi.

Anemia Akibat Penyakit Sumsum Tulang
Adanya gangguan pada produksi sel darah merah di sumsum tulang merupakan hal yang tidak boleh dipandang remeh karena dapat menyebabkan anemia.

Terjadinya gangguan produksi sel darah merah bisa juga karena penyakit berbahaya seperti leukemia.

Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik merupakan sebuah kondisi dimana hancurnya sel darah merah (eritrosit) lebih cepat dibandingkan pembentukannya. Terjadinya bisa dipicu oleh faktor dari dalam sel darah merah (intrinsik) dan faktor dari luar sel darah merah (ekstrinsik).

Untuk faktor dari dalam sel darah merah, anemia hemolitik disebabkan kondisi sel darah merah yang tidak normal, dimana sel darah merah tidak memiliki masa hidup yang normal. Anemia hemolitik intrinsik ini dapat dipengaruhi faktor genetik.

Untuk faktor dari luar, anemia hemolitik disebabkan oleh respons sistem imun yang merangsang limpa untuk banyak menghancurkan sel darah merah.

Munculnya masalah anemia hemolitik ekstrinsik ini bisa terjadi akibat efek samping dari penggunaan obat-obatan seperti ibuprofen, paracetamol, chlorpromazine, antibiotik (metisilin, penisilin, ampisilin), interferon, procainamide, rifampin.

Anemia hemolitik berat bisa terjadi akibat kesalahan transfusi darah (golongan darah pendonor dan penerima tidak cocok) yang nantinya antibodi yang terkandung dalam plasma darah akan menyerang sel darah merah pada darah yang didonorkan.

Keadaan ini mengakibatkan kerusakan sel darah merah yang parah dan secara luas di dalam tubuh.

Gejala anemia hemolitik umumnya yaitu mudah lelah, kulit pucat, mata berkunang-kunang, kepala terasa berat, pusing, demam dan tidak mampu mengerjakan pekerjaan berat.

Gejala anemia hemolitik hampir sama dengan anemia jenis lainnya, sehingga perlu dilakukan diagnosis lebih lanjut agar bisa mengetahuinya secara pasti.

Pada beberapa kasus, gejala yang muncul pada penderita anemia hemolitik yaitu kulit dan mata cenderung menguning, warna urine cenderung gelap, denyut jantung meningkat, serta pembesaran limpa dan hati.

loading...

Fakor Risiko Anemia

Berikut berbagai hal yang bisa meningkatkan risiko terkena anemia:
  • Gangguan pencernaan pada usus. Dimana penyerapan nutrisi di usus tidak berjalan dengan baik.
  • Menstruasi. Dimana wanita dapat kehilangan darah saat terjadinya menstruasi.
  • Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat atau mencukupi kebutuhan nutrisi penting akan terkena risiko anemia.
  • Riwayat anemia di keluarga. Resiko anemia meningkat pada seseorang yang mempunyai anggota keluarga dengan riwayat anemia bawaan. 
  • Faktor usia. Orang-orang berusia di atas 75 tahun beresiko terkena anemia akibat kekurangan vitamin B12 dan asam folat.
  • Kekurangan vitamin dan zat besi.
  • Penyakit kronis. 
  • Penyakit autoimun.
  • Efek samping dari obat yang dikonsumsi.
  • Kelainan darah.
  • Infeksi.
  • Terkena zat kimia beracun.
  • Kecanduan alkohol.

WHO menyebut anemia merupakan kondisi kurangnya kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal. Jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologi tubuh.

Hemoglobin terbentuk dari gabungan zat besi (Fe) dan protein yang ada di dalam sel darah merah. Apabila terjadi kekurangan pada salah satunya saja dari Fe, protein, vitamin A, vitamin B12 atau asam folat, mengakibatkan kadar hemoglobin juga berkurang, sehingga terjadilah anemia.

Anemia tidak hanya menyebabkan rasa lemas dan lesu, tapi juga bisa menyebabkan potensi kecerdasan menurun

Anemia lebih sering dialami perempuan. Masalah anemia jangan dibiarkan karena bisa berlanjut dari remaja ke dewasa, pada wanita hamil bisa menyebabkan anemia menurun pada bayi.

Yang disayangkan, Tablet Tambah Darah (TTD) yang merupakan solusi sementara dalam mengatasi anemia kurang disosialisasikan, selain itu TTD juga tampaknya tidak disukai oleh para remaja putri dan ibu hamil.

Pengobatan Anemia

Pengobatan anemia dilakukan berdasarkan penyebab utamanya. Penting diketahui bahwa pengobatan anemia harus berdasarkan penyebabnya, hal itu karena pengobatan untuk satu jenis anemia bisa berbahaya untuk anemia jenis lain.

1. Pengobatan Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi
Mengonsumsi suplemen penambah zat besi menjadi hal yang umum dalam mengatasi masalah anemia yang berkaitan dengan defisiensi zat besi. Selain itu, penderita juga harus meningkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi tinggi.

Dokter kemungkinan akan memberikan vitamin C yang manfaatnya untuk meningkatkan penyerapan zat besi.

Penggunaan suplemen penambah zat besi hendaknya sesuai dengan petunjuk dokter, karena jika penggunaannya berlebihan dapat menimbulkan efek samping berupa rasa mual, diare, sakit kepala dan nyeri sendi.

Konsumsi suplemen disarankan dilakukan setelah mengonsumsi makanan, hal ini untuk meminimalisir efek samping yang timbul tersebut.

Dari artikel berjudul Iron Deficiency Anemia (Healthline.com), pengobatan anemia akibat defisiensi (kekurangan) zat besi yaitu dengan pemberian suplemen zat besi, serta menjaga pola makan yang sehat dan seimbang.

Suplemen zat besi dapat secara efektif membantu mengembalikan kadar zat besi dalam tubuh. Jika memungkinkan, konsumsilah tablet suplemen zat besi dalam keadaan perut kosong agar bisa terserap lebih optimal.

Pasien anemia mungkin perlu mengonsumsi suplemen selama beberapa bulan. Adapun efek samping dari suplemen zat besi yaitu konstipasi dan tinja berwarna hitam.

Makanan yang bermanfaat untuk membantu mengobati atau mencegah defisiensi zat besi yaitu daging merah, sayuran berdaun hijau gelap, buah kering, dan sereal yang diperkaya zat besi.

Selain itu, konsumsi juga asupan yang mengandung vitamin C tinggi karena dapat membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh.

Dokter mungkin akan menyarankan Anda mengonsumsi suplemen zat besi yang diiringi dengan mengonsumsi asupan yang kaya akan vitamin C, seperti buah jeruk atau jus jeruk.

Perlu diketahui, mengonsumsi suplemen zat besi tidak akan bisa mengatasi anemia jika terjadi pendarahan berlebih yang menyebabkan defisiensi.

Dalam kasus pendarahan yang parah, transfusi darah dilakukan untuk menggantikan zat besi dan kehilangan darah.

Khusus pada wanita yang mengalami menstruasi berat, dokter mungkin akan meresepkan pil KB untuk mengurangi jumlah pendarahan akibat menstruasi.

Sebagai pemberitahuan, makanan yang mengandung zat besi tinggi, yaitu:
  • Sayuran hijau, seperti bayam
  • Daging sapi, domba dan ayam
  • Telur
  • Kismis dan buah kering lainnya
  • Kacang polong
  • Labu
  • Makanan laut, seperti udang, kerang, sarden, dan tiram
  • Serealia kering yang diperkaya zat besi

Makanan yang tinggi vitamin C seperti:
  • Buah jeruk, nanas, stroberi, pepaya, kiwi, jambu biji, melon, dan mangga
  • Brokoli
  • Sayuran hijau
  • Tomat
  • Paprika merah dan hijau
  • Bunga kol

Konsumsi terlalu sedikit zat besi dalam waktu yang lama menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi tersebut. Zat besi sangat penting, terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

Dokter dapat mendiagnosis anemia akibat defisiensi zat besi dengan cara tes darah lengkap (CBC). Tes CBC mengukur jumlah semua komponen dalam darah seperti sel darah merah, sel darah putih (leukosit), hemoglobin, hematokrit dan trombosit.

Dokter mungkin melakukan tes darah tambahan untuk menentukan seberapa parah anemia dan sebagai pertimbangan bentuk perawatan. Tes ini bertujuan untuk mengecek tingkat zat besi dalam darah, ukuran dan warna RBC, kadar ferritin, jumlah transferin yang membawa zat besi.

Sebagian besar kasus anemia akibat defisiensi zat besi tidak menyebabkan komplikasi jika diobati dengan baik, jika tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi berupa detak jantung tidak teratur, gagal jantung, kelahiran prematur, serta gangguan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak.

Loading...

2. Pengobatan Anemia Akibat Kekurangan Vitamin
Untuk mengatasi masalah anemia akibat kekurangan vitamin, maka hal sederhana yang harus selalu diingat yaitu pastikan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12 atau asam folat.

Kemungkinan dokter juga menyarankan penggunaan suplemen kandungan tersebut.

Dalam kasus tertentu, dimana terjadi gangguan penyerapan asam folat dan vitamin B12 pada tubuh pasien, maka dokter akan melakukan tindakan berupa injeksi vitamin B12 secara rutin.

Dari artikel berjudul Folic Acid Deficiency Anemia (Healthline.com), kekurangan folat (vitamin B9) dalam darah menyebabkan anemia, dimana folat diperlukan oleh tubuh dalam memproduksi sel darah merah baru.

Jika tubuh kekurangan asam folat, mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan kadar asam folat dapat mengatasi atau mengurangi masalah anemia.

Asam folat memiliki manfaat lain yang penting yaitu mencegah kanker usus besar dan penyakit jantung.

Asam folat adalah versi sintetis dari folat vitamin (disebut juga B9). Tubuh bisa kehilangan B9 saat berkeringat dan buang air kecil, sehingga asupan ini perlu dipenuhi setiap harinya.

Gejala tubuh yang kekurangan asam folat yaitu muncul sariawan, kelelahan, lidah bengkak dan gangguan pertumbuhan.

Penyakit anemia akibat kekurangan vitamin B9 atau asam folat akan menimbulkan gejala berupa rasa pusing, kelelahan, mudah marah, merasa dingin, kulit pusat, sakit kepala, sulit bernafas, diare, kehilangan nafsu makan dan susah berkonsentrasi.

Mengonsumsi obat-obatan tertentu atau minuman beralkohol dapat menyebabkan anemia (karena mengganggu penyerapan folat).

Makanan yang kaya asam folat yaitu buah jeruk, sayuran hijau, bayam dan sereal yang diperkaya vitamin.

Untuk mengobati anemia akibat defisiensi asam folat, cara termudah adalah mengonsumsi tablet asam folat setiap hari hingga pulih. Konsultasikan dengan dokter dalam penggunaan suplemen asam folat.

Selain mengonsumsi suplemen asam folat, Anda juga harus mengonsumsi makanan yang tinggi asam folat. Pilihlah makanan segar dan usahakan menghindari makanan yang digoreng.

3. Pengobatan Anemia Akibat Penyakit Kronis
Untuk pengobatan jenis anemia ini sangat bergantung dari penyakit yang melatar belakanginya.

Apabila kondisi anemia memburuk, dokter kemungkinan akan mengambil tindakan transfusi darah ataupun injeksi eritropoietin (suatu hormon yang berfungsi untuk meminimalisir rasa lelah dan mendorong produksi darah agar meningkat).

4. Pengobatan Anemia Aplastik
Pengobatan anemia aplastik umumnya diawali dengan tindakan transfusi darah yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dalam waktu singkat.

Setelah itu, kemungkinan dokter mempertimbangkan dan menyarankan untuk dilakukannya tindakan pencangkokan sumsum tulang (jika kondisi sumsum tulang sudah tidak mampu memproduksi sel darah merah yang sehat).

5. Pengobatan Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia)
Pengobatan jenis anemia ini umumnya diawali dengan tindakan mengganti sel darah merah yang rusak melalui proses transfusi darah, pemberian suplemen asam folat dan antibiotik.

Tindakan selanjutnya, kemungkinan dokter memberikan obat penghilang rasa sakit dan menambahkan cairan melalui intravena atau oral.

Dalam kondisi tertentu, dokter akan mempertimbangkan untuk melakukan tindakan pencangkokan sumsum tulang dalam mengobati anemia sel sabit.

Obat untuk kanker hidroksiurea juga ada kemungkinan digunakan dalam pengobatan jenis anemia ini.

Dari artikel berjudul Sickle Cell Anemia (Healthline.com), sel darah merah abnormal yang bentuknya menyerupai sabit akan mudah terjebak di pembuluh kecil, sehingga menghambat aliran darah untuk mencapai bagian tubuh tertentu.

Dalam mendiagnosis anemia akibat sel sabit, dokter akan memeriksa Anda jika mengalami gejala berupa:
  • Nyeri akut di tangan dan kaki
  • Bisul pada kaki
  • Pembesaran limpa yang menyakitkan
  • Infeksi saluran pernafasan
  • Rasa sakit yang parah pada tulang
  • Masalah jantung

Beberapa tes darah mungkin dilakukan pada pasien.

Perawatan dalam penanganan anemia sel sabit, yaitu:
  • Rehidrasi dengan cairan intravena untuk membantu sel-sel darah merah kembali ke keadaan normal. Perlu diketahui, sel darah merah cenderung mengalami kerusakan bentuk menjadi seperti sabit jika tubuh sedang mengalami dehidrasi.
  • Mengobati infeksi yang mendasari penyakit. Infeksi dapat menyebabkan masalah sel sabit. 
  • Obat nyeri untuk menghilangkan rasa sakit selama krisis sel sabit. Pasien mungkin membutuhkan obat pereda rasa sakit yang kuat.
  • Transfusi darah untuk meningkatkan transportasi oksigen dan nutrisi sesuai kebutuhan. 
  • Oksigen tambahan diberikan melalui masker, bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
  • Imunisasi untuk mencegah infeksi. Penderita anemia sel sabit cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Transplantasi sumsum tulang. 

Hal-hal lainnya yang perlu pasien lakukan yaitu minum lebih banyak air untuk mengurangi resiko krisis sel sabit, konsumsi suplemen asam folat (berdasarkan aturan dokter), berolahragalah secara rutin, dan hindari stres.

Jika Anda mengalami infeksi maka segera hubungi dokter, karena pengobatan infeksi dengan segera akan mencegah kondisi yang parah.


6. Pengobatan Anemia Akibat Penyakit Sumsum Tulang
Pengobatan anemia jenis ini juga bergantung dari kondisi penyakit yang diderita pasien. Dalam kasus tertentu, pengobatannya bisa berupa tindakan prosedur kemoterapi ataupun pencangkokan sumsum tulang.

7. Pengobatan Anemia Hemolitik
Penanganan anemia hemolitik diawali dengan menjauhi penggunaan obat yang mempunyai efek samping hemolisis.

Kemudian melakukan upaya penyembuhan infeksi yang menjadi penyebab hemolitik. Ada kemungkinan dilakukan tindakan imunosupresan untuk meminimalisir sistem imun yang merusak sel darah sehat.

Pada dasarnya, penanganan anemia hemolitik bermacam-macam tergantung penyebab yang melatar-belakangi penyakit.

Dari artikel berjudul What Is Drug-Induced Immune Hemolytic Anemia? (Healthline.com), beberapa obat dapat menyebabkan gangguan yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh justru menilai sel darah merah sebagai penyerbu asing yang berbahaya. Sehingga sistem kekebalan tubuh menyerang sel darah merah yang sehat.

Sistem kekebalan tubuh memecah sel-sel darah merah sehat yang akhirnya memicu terjadinya anemia.

Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.

Beberapa obat yang diketahui menyebabkan anemia hemolitik yaitu ibuprofen, penisilin, antibiotik cephalosporin, methyldopa, dapson, nitrofurantoin, phenazopyridine, quinidine, levofloxacin, levodopa (obat penyakit Parkinson), dan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).

Siapa pun dapat memiliki reaksi terhadap obat-obatan ini, pada dasarnya tidak ada cara untuk mengetahui apakah obat-obatan tertentu menimbulkan reaksi, itu baru bisa diketahui setelah mengonsumsinya.

Berikut gejala anemia hemolitik (akibat mengonsumsi obat-obatan), yaitu:
  • Kulit pucat
  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Urine gelap
  • Denyut jantung cepat
  • Menguningnya kulit atau putih mata

Penderita mungkin akan segera merasakan gejala seperti itu setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Dalam mendiagnosis anemia hemolitik, dokter melakukan pemeriksaan fisik dan mencari tahu tentang peradangan di limpa.

Limpa dapat meradang akibat bekerja terlalu keras untuk menyaring dan membersihkan semua sel darah merah yang rusak.

Untuk mengatasi anemia hemolitik, dokter tampaknya akan menginstruksikan agar pasien tidak mengonsumsi obat yang menyebabkan reaksi.

Dalam kasus yang parah, pasien memerlukan transfusi darah untuk membersihkan darah dari sel yang tidak sehat dan mengisinya dengan sel darah merah yang sehat.

8. Pengobatan Anemia Akibat Perdarahan
Anemia ini terjadi karena penderita mengalami perdarahan (atau kehilangan darah) dalam kadar yang banyak, hal pertama yang perlu segera dilakukan yaitu mengobati sumber perdarahan.

Kemudian, barulah penderita menjalani proses transfusi darah, oksigen, serta diberikan suplemen penambah darah (umumnya mengandung tinggi vitamin dan zat besi).


9. Pengobatan Thalassemia
Thalassemia adalah kelainan darah dimana jumlah protein pembawa oksigen kurang dari jumlah normal. Masalah ini cukup langka (kurang dari 150 ribu kasus per tahun di Indonesia).

Tindakan medis yang kemungkinan dilakukan untuk mengobati Thalassemia yaitu konsumsi suplemen asam folat, transfusi darah, splenektomi (prosedur pengangkatan limpa), ataupun pencangkokan sumsum tulang dan sel punca darah.

Pengobatan Thalassemia membutuhkan diagnosis medis dan selalu memerlukan uji atau pencitraan laboratorium.

Dari artikel berjudul Thalassemia (Healthline.com), thalasemia adalah kelainan darah yang dimana bentuk hemoglobin abnormal. Hemoglobin merupakan molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen.

Gangguan ini menyebabkan kerusakan sel darah merah yang memicu masalah anemia. Talasemia bisa diturunkan secara genetik.

Thalassemia terjadi ketika ada kelainan atau mutasi pada salah satu gen yang terlibat dalam produksi hemoglobin.

Gejala-gejala yang paling umum yaitu urine berwarna gelap, kulit kuning atau pucat dan kelelahan yang parah.

Jika hanya satu orang tua Anda yang menjadi pembawa thalassemia, kemungkinan Anda hanya terkena talasemia minor. Tapi jika kedua orang tua Anda adalah pembawa thalassemia, Anda beresiko terkena penyakit yang lebih serius.

Dalam diagnosis thalassemia, dokter akan mengambil sampel darah pasien, lalu sampel darah dibawa ke laboratorium untuk diuji. Teknisi laboratorium juga akan melihat darah di bawah mikroskop untuk melihat apakah sel darah merah berbentuk aneh.

Jika bentuk sel darah merah abnormal maka itu adalah tanda thalassemia. Teknisi laboratorium juga akan melakukan tes elektroforesis hemoglobin untuk memisahkan berbagai molekul dalam sel darah merah, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis abnormal pada sel darah merah.

Dokter akan memberikan bentuk pengobatan yang paling cocok atau yang bekerja paling baik untuk kasus Anda.

Beberapa bentuk perawatan medis yang mungkin dilakukan dokter yaitu:
  • Transfusi darah
  • Pemberian obat-obatan dan suplemen
  • Transplantasi sumsum tulang
  • Operasi mengangkat limpa / kandung empedu

Penderita talasemia ringan biasanya akan dapat menjalani kehidupan normal. Adapun dalam kasus yang parah, talasemia dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung.

Thalassemia terjadi karena kelainan genetik sehingga tidak ada cara untuk mencegahnya. Tapi penderita masih bisa melakukan upaya pencegahan komplikasi. Selain vaksin hepatitis dan perawatan medis yang sedang berlangsung, penderita harus menjalani pola makan sehat dan melakukan olahraga yang ruin.

Lakukan olahraga dengan intensitas sedang, karena olahraga berat justru akan memperburuk kondisi.

Olahraga dengan intensitas sedang yang bisa Anda lakukan seperti:
  • Berjalan kaki
  • Lari santai
  • Bersepeda
  • Berenang

Kuncinya, lakukanlah olahraga yang Anda nikmati untuk bisa terus bergerak, dan hindari olahraga terlalu berat dan lama.

Penderita thalassemia perlu membatasi asupan tinggi zat besi jika sudah memiliki kadar zat besi yang tinggi dalam darahnya.

Dokter mungkin menginstruksikan untuk tidak mengonsumsi suplemen zat besi. Orang yang menerima transfusi darah akan menerima zat besi ekstra yang sulit disingkirkan.

Jika zat besi menumpuk di jaringan tubuh maka dapat menyebabkan bahaya yang fatal.

Jika Anda Pergi ke Dokter

Dokter memiliki beberapa langkah diagnosis untuk mencari tahu apakah seseorang positif terkena anemia atau tidak, berikut di bawah ini:
  • Dokter akan melakukan pemeriksaan sel darah untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang ada di dalam darah.
  • Pemeriksaan bentuk dan ukuran sel darah untuk mengetahui struktur sel darah merah, dokter ingin memastikan apakah struktur dan warna sel darah merah nomal atau tidak. Pemeriksaan ini ditekankan pada penderita anemia sel sabit.
  • Pemeriksaan sumsum tulang, bertujuan untuk mengetahui keadaan fungsi sumsum tulang dalam meregenerasi sel darah.
  • Jika dokter menduga penyebab anemia akibat tubuh penderita kekurangan zat besi, dokter akan melakukan pemeriksaan serum ferritin. Jika kadar serum ferritin rendah maka menandakan (kemungkinan besar) kekurangan zat besi sebagai penyebab anemia.
  • Jika diperkirakan anemia disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat, maka dokter melakukan pemeriksaan kadar kedua kandungan tersebut dalam tubuh pasien.

Beberapa pertanyaan yang mungkin diajukan dokter kepada pasien anemia:

Apa saja makanan yang dikonsumsi pasien sehari-hari?
Tujuan pertanyaan ini untuk mengetahui apakah pasien mencukupi kebutuhan asupan vitamin B-12, asam folat dan zat besi.

Apakah pasien sedang mengonsumsi obat tertentu?
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasien sedang mengonsumsi jenis obat yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pada lambung atau usus (contohnya obat ibuprofen dan aspirin).

Apakah pasien sedang mengalami menstruasi?
Menstruasi yang berdurasi panjang, berjarak sangat dekat, dan pendarahan dalam kadar tinggi bisa mengakibatkan anemia.

Dokter juga akan menanyakan jadwal donor pasien, untuk mengetahui apakah dalam waktu dekat ini pasien pernah melakukan donor darah.

Hal lain yang ditanyakan dokter yaitu riwayat kesehatan keluarga, dokter akan mencari tahu apakah ada anggota keluarga dari pasien yang mengalami anemia, kelainan darah, atau perdarahan gastrointestinal.

Dokter juga ada kemungkinan melakukan pemeriksaan fisik pasien, seperti:
  • Pemeriksaan pada bagian perut untuk mengetahui apakah ada perdarahan internal pada saluran pencernaan.
  • Pemeriksaan rektal untuk mengetahui apakah terjadi kelainan (seperti pendarahan) pada anus dan usus bagian bawah.
  • Pemeriksaan berbagai gejala gagal jantung (salah satunya yaitu pembengkakan pergelangan kaki). Hal itu karena gagal jantung memiliki gejala yang mirip dengan anemia.

Kebiasaan Buruk Penyebab Anemia dan Cara Mengatasinya

Bagi orang-orang yang memiliki kebiasaan minum teh hijau setelah makan (mungkin bertujuan untuk meluruhkan lemak tubuh) maka hendaknya mencoba mengurangi kebiasaan tersebut. Demikian juga bagi yang memiliki “hobi” minum kopi, susu atau teh setelah makan.

Hal-hal tersebut ternyata kurang baik, karena meminum teh, kopi dan susu setelah makan bisa menyebabkan tubuh kehilangan Fe (zat besi) yang kemudian akan meningkatkan resiko anemia.

Teh dan kopi memiliki kandungan tanin, phitat dan lainnya yang bisa mengikat zat besi sehingga sulit diserap. Agar bisa mengatasinya maka buatlah jarak waktu minimal dua jam setelah makan untuk minum teh, teh hijau, kopi ataupun susu.

Paling sering penyebab anemia adalah akibat kekurangan zat besi, itu sekitar 60-70 persen kasus anemia secara umum.

Diagnosa anemia umumnya memerlukan tes darah, karena anemia memiliki gejala serupa defisiensi zat gizi lain sehingga sulit dipastikan.

Agar dapat “selamat” dari masalah anemia, maka upaya sementara yang bisa dilakukan oleh remaja putri dan ibu hamil yaitu pastikan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal ini perlu segera dilakukan khususnya sejak wanita mulai pertama kali menstruasi.

Ketika seorang wanita mengalami menstruasi dimana sel darah merahnya keluar, maka dengan begitu zat-zat penting seperti protein, zat besi, dll juga ikut keluar.

Related Posts:

Perawatan Amnesia (Serta Makanan, Gejala & Penyebabnya)

July 2018 - Bertemu lagi dengan saya Admin Go Sehat Pedia, Kali ini saya menulis artikel dengan judul July 2018, semoga saja isi postingan mengenai Lifestyle, Penyakit, bermanfaat buat sahabat Go Sehat Pedia.

Judul : Perawatan Amnesia (Serta Makanan, Gejala & Penyebabnya)
link : Perawatan Amnesia (Serta Makanan, Gejala & Penyebabnya)
Amnesia merupakan suatu kondisi seseorang yang kesulitan atau tidak mampu mengingat kejadian / informasi sebelumnya. Pengertian amnesia secara sederhana yaitu hilang ingatan.

Terjadinya hilang ingatan bisa secara tiba-tiba, atau munculnya juga bisa perlahan. Amnesia berpotensi bisa menyebabkan masalah yang serius.

Seorang Lelaki Amnesia
Photo credit: Shutterstock.com / By Monkey Business Images

Amnesia menyebabkan penderitanya tidak mampu mengingat informasi atau kejadian sebelumnya, serta kemungkinan juga kesulitan untuk membentuk ingatan baru.

Selain itu, sebagian penderita amnesia ada yang mengalami ingatan palsu, yaitu semacam ingatan yang terbentuk dari karangan (sesuatu yang sebenarnya tidak ada).

Atau bisa juga “ingatan palsu” terbentuk dari kejadian yang benar-benar ada tapi ditempatkan dalam waktu yang salah.

Orang yang mengalami amnesia umumnya mengalami gejala berupa kebingungan, dan juga sulit membayangkan masa depan, hal itu karena kita membangun skenario masa depan berdasarkan ingatan tentang pengalaman masa lalu.

Penyebab Amnesia

Terjadinya masalah amnesia karena bagian otak yang membentuk sistem limbik mengalami kerusakan. Bagian otak tersebut memiliki fungsi dalam mengontrol ingatan dan emosi seseorang.

Setiap penyakit atau cedera yang mempengaruhi otak berpotensi mengganggu memori. Dimana fungsi memori melibatkan banyak bagian otak yang berbeda secara bersamaan.

Kerusakan pada struktur otak yang membentuk sistem limbik (seperti hippocampus dan talamus) bisa menyebabkan amnesia.

Hal yang menyebabkan seseorang mengalami amnesia yaitu mengalami benturan atau cedera pada kepala, mengalami masalah ensefalitis (peradangan otak), mengalami tumor otak, stroke, alzheimer, kejang-kejang.

Hal lainnya yang bisa menyebabkan amnesia yaitu:
  • Kondisi anoxia (terhambatnya pasokan oksigen ke otak).
  • Kebiasaan buruk suka mengonsumsi minuman keras atau beralkohol
  • Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang (seperti obat penenang, obat tidur, benzodiazepine, dll).
  • Mengalami trauma psikologis (suatu kejadian yang memberatkan jiwa, contohnya seorang gadis yang mengalami pelecehan).
  • Mengalami subarachnoid hemorrhage (perdarahan di area antara tengkorak dan otak).

Penyalahgunaan alkohol menyebabkan jenis amnesia yang dikenal sebagai psikosis Wernicke-Korsakoff.

Terapi Electroconvulsive (ECT) atau terapi kejut listrik bisa menimbulkan efek samping berupa kehilangan ingatan sementara waktu.

Tentang amnesia akibat faktor psikologis, seseorang bisa mengalami amnesia akibat dirinya pernah menjadi korban kejahatan yang kejam, atau mengalami pelecehan seksual.

Kondisi berat lainnya seperti terjebak di dalam pertempuran militer (misalnya pada zaman perang dunia ke-2), mengalami bencana alam yang besar, mengalami situasi kehidupan yang tidak tertahankan, hingga konflik internal dan tekanan psikologis yang parah. Hal-hal ini bisa menyebabkan seseorang terkena amnesia.

Adapun jenis amnesia akibat faktor psikologis umumnya lebih mengganggu ingatan tentang diri sendiri dan masa lalu daripada gangguan dalam membuat ingatan baru.


Jenis-Jenis Amnesia

Jenis-jenis amnesia cukup banyak, yaitu:

Anterograde amnesia, merupakan kondisi tidak mampu mengingat informasi baru, dimana informasi atau hal-hal yang terjadi baru-baru ini yang seharusnya disimpan ke memori jangka pendek menghilang.

Terjadinya amnesia ini umumnya karena masalah trauma otak (terkena benturan atau pukulan ke kepala), penderita hanya mampu mengingat kejadian yang terjadi sebelum cedera.

Retrograde amnesia, jenis amnesia ini bisa dibilang kebalikan dari anterograde amnesia (dalam beberapa hal), dimana penderitanya tidak bisa mengingat kejadian sebelum cedera, tetapi penderita masih mampu mengingat apa yang terjadi setelah cedera.

Hilangnya ingatan sebelum peristiwa cedera (benturan di kepala) disebut retrograde amnesia, sedangkan kehilangan ingatan setelah cedera disebut anterograde amnesia.

Transient global amnesia, merupakan kondisi kehilangan sementara semua ingatan, pada kasus yang parah bisa menyebabkan penderitanya kesulitan dalam membentuk ingatan baru.

Jenis amnesia ini jarang terjadi, dan umumnya menyerang orang-orang yang berusia lanjut dengan penyakit pembuluh darah.

Wernicke-Korsakoff's psychosis, penyalahgunaan alkohol dalam jumlah besar bisa menyebabkan hilangnya ingatan secara perlahan. Penderitanya mungkin juga memiliki masalah neurologis.

Hysterical (fugue or dissociative) amnesia, kondisi amnesia yang tidak hanya lupa pada masa lalu, tapi juga identitas diri sendiri, kasus amnesia jenis ini jarang terjadi.

Penderitanya bisa saja bangun dan secara tiba-tiba tidak tahu siapa dirinya sendiri. Ketika bercemin tidak mengenali wajahnya sendiri. Kemampuan mengingatnya berpotensi masih bisa kembali dalam beberapa hari.

Childhood amnesia (infantile amnesia), yaitu tidak bisa mengingat peristiwa pada masa kanak-kanak, kemungkinan terjadi karena masalah perkembangan bahasa atau beberapa area memori otak yang belum sepenuhnya matang selama masa kanak-kanak.

Source amnesia, penderita sebenarnya mampu untuk mengingat suatu informasi atau kejadian, tapi tidak bisa mengingat waktu, dimana atau bagaimana dirinya mendapatkan informasi tersebut.

Prosopamnesia, yaitu ketidakmampuan untuk mengingat wajah, misalnya seseorang tidak dapat mengenal wajah yang telah dikenal sebelumnya.

Gejala Amnesia

Seseorang dikatakan amnesia jika tidak lagi bisa menghafal atau mengingat informasi. Namun, orang yang hanya beberapa kali mengalami lupa maka ini bukan amnesia.

Gangguan ingatan tidak selalu dikaitkan dengan amnesia, bisa saja gangguan ingatan terjadi akibat dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) sehingga menyebabkan seseorang susah berkonsentrasi dan memicu gangguan memori juga.

Ciri-ciri amnesia yaitu:
  • Hilangnya ingatan skala besar yang seharusnya tidak dilupakan, seperti kejadian penting dalam kehidupan, atau orang-orang penting dalam kehidupan.
  • Kesulitan untuk membuat ingatan baru.
  • Mengalami kebingungan dan gerakan yang tidak terkoordinasi. Gerakan tidak terkoordinasi menunjukkan masalah neurologis.
  • Karena fungsi otak mengalami gangguan, maka ada kemungkinan gejala yang dialami oleh penderita yaitu sering kebingungan. Kebingungan menjadi gejala mendasar amnesia.
  • Kesulitan mengingat informasi yang paling baru sekalipun, seperti makanan yang baru saja dikonsumsi.


Jika Anda Pergi ke Dokter

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien amnesia, lalu juga memeriksa riwayat kesehatan sang pasien. Dokter umumnya akan menanyakan riwayat kesehatan pasien pada keluarga pasien.

Dokter akan menanyakan riwayat medis secara rinci, yang mungkin sulit jika pasien tidak ingat, sehingaa anggota keluarga mungkin perlu hadir. Dokter memerlukan izin pasien untuk membicarakan detail medisnya dengan orang lain.

Selain itu, kemungkinan dokter akan melakukan tes penunjang, seperti elektroensefalogram (EEG), tes darah, MRI, atau CT scan.

Tujuan dokter melakuan tes yaitu untuk mendeteksi atau mengetahui kondisi organ otak sang pasien, apakah mengalami kondisi tidak normal, kerusakan atau lainnya.

Hal lainnya yang dilakukan doker adalah mengetes kekuatan daya ingat pasien, hal yang sering dilakukan yaitu tes kognitif untuk bisa memperkirakan seberapa jauh ingatan pasien yang hilang.

Dokter akan melakukan penanganan atau pengobatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Agar proses pemeriksaan akurat, dokter perlu menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari hilangnya ingatan (seperti alzheimer, demensia, depresi atau tumor otak).

Beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan dokter pada pasien amnesia, yaitu:
  • Apakah pasien mengkonsumsi alkohol?
  • Dapatkah pasien mengingat kejadian baru-baru ini, dan hal-hal di masa lalu?
  • Kapan masalah gangguan ingatan mulai terjadi?
  • Bagaimana berkembangnya gangguan ingatan yang dialami?
  • Mungkinkah ada faktor yang menyebabkan hilangnya ingatan (seperti cedera kepala, operasi, atau stroke)?
  • Apakah pasien sedang menggunakan obat tertentu?
  • Apakah pasien menggunakan obat-obatan terlarang, seperti heroin atau kokain?
  • Adakah riwayat pasien dan anggota keluarga mengalami masalah neurologis atau kejiwaan?
  • Apakah pasien memiliki riwayat depresi atau kejang-kejang?
  • Apakah pasien pernah menderita kanker?

Pada pemeriksaan fisik, mungkin termasuk memeriksa aspek sistem saraf seperti fungsi sensorik, keseimbangan dan kemampuan refleks.

Berbagai ingatan jangka pendek dan jangka panjang akan diperiksa dokter. Dokter akan mencaritahu tingkat kehilangan memori, yang nantinya membantu untuk menemukan bentuk pengobatan terbaik.

Tes darah mungkin juga dilakukan, tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi infeksi atau defisiensi nutrisi.

Selain itu, jika diperlukan akan dilakukan tes MRI, CAT scan, atau electroencephalogram (EEG). Dokter mencaritahu apakah terdapat kerusakan fisik atau kelainan otak.

Terapi Penanganan Amnesia
Amnesia memang bisa berpotensi sembuh tanpa pengobatan, namun pengobatan diperlukan jika gangguan fisik atau mental yang mendasari muncul. Adapun pada dasarnya, perawatan amnesia diperlukan.

Penanganan amnesia umumnya dalam bentuk terapi, seperti terapi okupasi dan kognitif.

Pada terapi okupasi, ahli terapi akan mengajarkan cara mengenal informasi baru dengan baik, selain itu pasien juga akan diajarkan (diterapi) untuk bisa menggunakan ingatan yang masih ada sebagai dasar untuk memperoleh informasi baru.

Pada terapi kognitif, merupakan sebuah bentuk latihan agar bisa meningkatkan kembali daya ingat pasien. Terapi kognitif biasanya akan dilakukan dengan bantuan alat teknologi.

Psikoterapi dapat membantu, psikoterapi merupakan sebuah metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan mental atau psikologis.

Selain itu, hipnosis bisa secara efektif untuk membantu mengingat hal yang telah terlupakan.

Dukungan keluarga sangat penting dalam terapi penanganan amnesia. Perawatan akan sering memerlukan teknik dan strategi tertentu.

Terapis akan mengajarkan cara dan strategi untuk bisa mengatur informasi dan membuatnya lebih mudah untuk diingat.

Alat bantu digital seperti smartphone bisa digunakan untuk membantu aktivitas dan tugas sehari-hari pada penderita amnesia, nantinya smartphone bisa dimanfaatkan untuk mengingatkan tentang peristiwa penting, jadwal minum obat, dll. Daftar kontak dengan foto wajah juga dapat membantu.

Saat ini memang tidak ada obat untuk memulihkan ingatan yang hilang karena amnesia.

Sindrom Wernicke-Korsakoff bisa menyebabkan hilangnya memori karena tubuh kekurangan thiamin (vitamin B1), sehingga konsumsi nutrisi tersebut diperlukan. Sumber asupan yang kaya thiamin yaitu sereal gandum utuh, kacang-kacangan dan kacang lentil.

loading...

Hal Penting Lainnya Untuk Penderita Amnesia

Penderita amnesia hendaknya diberikan asupan vitamin yang mencukupi serta juga pemberian suplemen yang bertujuan agar kondisi amnesia tidak semakin buruk.

Hal penting lainnya yaitu memulai gaya hidup yang sehat, serta menghindari berbagai hal yang menimbulkan dampak buruk. Salah satu kebiasaan buruk yang sering terjadi yaitu merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk membantu aktivitas sehari-hari pada penderita amnesia, yaitu:
  • Usahakan untuk selalu membawa alat tulis sehingga bisa segera mencatat informasi-informasi yang baru didapatkan.
  • Letakan benda yang sering dicari (digunakan setiap hari) pada tempat yang sama, misalnya kunci rumah, smartphone, dll.
  • Manfaatkan teknologi canggih, contohnya memakai alarm pada ponsel untuk mengingatkan kegiatan tertentu yang akan dilakukan. 
  • Gunakan aplikasi notes di smarthpone agar mencatat hal-hal penting bisa lebih mudah.

Retrograde Amnesia
Bentuk ekstrim dari retrograde amnesia adalah ketika seseorang tidak bisa mengingat hal-hal tentang kehidupannya sebelum cedera, dirinya tidak ingat ibu, ayah, istri, anak-anak, saudara kandung, ataupun pekerjaannya sehari-hari.

Tetapi dengan usaha, penderita masih berpeluang untuk bisa menyadari atau mengingat kehidupan sebelumnya.

Anterograde Amnesia
Anterograde amnesia adalah hilangnya kemampuan untuk membuat ingatan baru. Penting untuk diketahui bahwa memori yang tidak mampu untuk dicapai atau diingat, sebenarnya masih tersimpan di dalam sel memori. Para ahli memiliki metode untuk menghubungkan sel memori dengan area memori otak.

Dari artikel berjudul 9 Methods for Treating Amnesia (Psychologytoday.com), berikut beberapa metode perawatan untuk pasien amnesia yaitu:
  • Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR)
  • Hypnosis
  • Energy Psychology
  • Neurofeedback
  • Cognitive Therapy
  • Occupational Therapy
  • Bilateral Sounds
  • Technical Assistance from iPhone, iPad, tablet
  • Nutrition

Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) adalah metode yang dikembangkan oleh Dr Francine Shapiro, tujuannya membantu mengintegrasikan dua belahan otak untuk bisa mengingat kejadian lalu.

Energy Psychology adalah metode berasal dari Dr. Roger Callahan di TFT yang menggunakan titik-titik akupunktur dan Qi.

Neurofeedback, metode ini membantu dengan disregulasi otak dan pusat saraf, yang bertujuan untuk membantu mengatur fungsi otak, dan memulihkan atau membuat koneksi saraf baru.

Cognitive Therapy, untuk pemulihan kognitif yang membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan berpikir, manajemen waktu dan pengambilan keputusan. Melalui metode ini otak dapat sering mengakses ingatan yang hilang.

Nutrition, pemilihan asupan makanan bisa mempengaruhi keadaan memori, penderita amnesia hendaknya mengonsumsi lebih banyak asupan protein, terutama makanan yang kaya asam lemak Omega 3 (seperti salmon dan tuna). Selain itu hindari minuman beralkohol dan batasi konsumsi gula.

Dari artikel berjudul Home Remedies For Amnesia (Organicfacts.net) menyebutkan beberapa cara alami untuk membantu mengobati amnesia yaitu mengonsumsi apel, walnut, lada hitam, almond, buah-buahan dan lainnya.

Loading...

Apel
Apel mengandung vitamin dan mineral berupa kalium dan fosfor yang sangat bermanfaat untuk penderita amnesia. Makan apel bersama dengan satu sdt madu dan 1 cangkir susu membantu untuk mengobati amnesia.

Apel
Photo credit: Pixabay.com

Buah apel memiliki banyak nutrisi penting lainnya seperti vitamin A dan C. Makan satu buah apel per hari bermanfaat untuk membantu perbaikan sel otak dan mempercepat penyembuhan.

Kacang Kenari dan Almond
Kacang kenari bermanfaat untuk membantu mengatasi masalah kehilangan memori dan masalah gangguan otak lainnya, serta memperkuat ingatan. Anda bisa mengonsumsi 20 gram kacang kenari atau walnut per hari secara teratur untuk mendapatkan manfaatnya.

Kacang Kenari
Photo credit: Pixabay.com

Untuk menambah efektifitas penyembuhan, Anda bisa mengombinasikan dengan kacang almond. Dimana mengosumsi almond bermanfaat untuk memperkuat aktivitas otak, dan juga membantu mengembalikan memori yang hilang.

Rosemary
Teh Rosemary adalah salah satu solusi alami terbaik untuk membantu pengobatan amnesia. Teh ini mengandung semua kebaikan ramuan rosemary . Minum setidaknya satu kali dalam sehari untuk hasil yang efektif.


Buah-buahan
Mengkonsumsi buah-buahan seperti buah apel, jeruk, ara, kismis dan anggur dapat membantu dalam mengatasi masalah kehilangan ingatan.

Buah Jeruk
Photo credit: Wikimedia.org

Beberapa buah atau bahan alami lainnya untuk membantu menyembuhkan amnesia, yaitu:

Jeruk
Buah jeruk kaya vitamin C yang berperan sebagai antioksidan penting untuk tubuh dalam melawan paparan radikal bebas, serta menjaga dan memperbaiki sel tubuh yang rusak, termasuk sel otak yang berkaitan dengan kondisi memori atau ingatan.

Anggur
Buah anggur juga diketahui mengandung antioksidan yang bermanfaat dalam memperbaiki sel tubuh yang rusak. Anda bisa mengonsumsi buah anggur segar dalam bentuk jus, sertakan juga biji dan kulitnya karena mengandung lebih banyak antioksidan dan kandungan penting lainnya.

Buah Anggur
Photo credit: Pixnio.com

Minum jus dari buah anggur ini satu kali dalam sehari agar dapat secara efektif memulihkan amnesia lebih cepat.

Pegagan
Tanaman obat ini memiliki khasiat untuk mengobati amnesia secara efektif. Rebuslah dan minum setidaknya satu kali dalam sehari, atau kalau bisa minum pada pagi hari dan malam hari.

Manfaatnya selain dapat menyembuhkan asam urat, hipertensi dan menurunkan kolesterol, juga bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan dan gangguan sel syaraf otak.

Itu dia beberapa rekomendasi asupan bagi penderita amnesia, selain itu penderita juga perlu istirahat yang cukup agar proses regenerasi sel otak berjalan dengan baik, yang hal itu penting dalam mengembalikan ingatan yang hilang.

Referensi Lainnya:
Nordqvist, Christian. Medical News Today (2017). What is amnesia and how is it treated?.
Feb. Vemale (2014). Makan 5 Makanan Ini Yuk Untuk Menyembuhkan Amnesia.

Amnesia merupakan suatu kondisi seseorang yang kesulitan atau tidak mampu mengingat kejadian / informasi sebelumnya. Pengertian amnesia secara sederhana yaitu hilang ingatan.

Terjadinya hilang ingatan bisa secara tiba-tiba, atau munculnya juga bisa perlahan. Amnesia berpotensi bisa menyebabkan masalah yang serius.

Seorang Lelaki Amnesia
Photo credit: Shutterstock.com / By Monkey Business Images

Amnesia menyebabkan penderitanya tidak mampu mengingat informasi atau kejadian sebelumnya, serta kemungkinan juga kesulitan untuk membentuk ingatan baru.

Selain itu, sebagian penderita amnesia ada yang mengalami ingatan palsu, yaitu semacam ingatan yang terbentuk dari karangan (sesuatu yang sebenarnya tidak ada).

Atau bisa juga “ingatan palsu” terbentuk dari kejadian yang benar-benar ada tapi ditempatkan dalam waktu yang salah.

Orang yang mengalami amnesia umumnya mengalami gejala berupa kebingungan, dan juga sulit membayangkan masa depan, hal itu karena kita membangun skenario masa depan berdasarkan ingatan tentang pengalaman masa lalu.

Penyebab Amnesia

Terjadinya masalah amnesia karena bagian otak yang membentuk sistem limbik mengalami kerusakan. Bagian otak tersebut memiliki fungsi dalam mengontrol ingatan dan emosi seseorang.

Setiap penyakit atau cedera yang mempengaruhi otak berpotensi mengganggu memori. Dimana fungsi memori melibatkan banyak bagian otak yang berbeda secara bersamaan.

Kerusakan pada struktur otak yang membentuk sistem limbik (seperti hippocampus dan talamus) bisa menyebabkan amnesia.

Hal yang menyebabkan seseorang mengalami amnesia yaitu mengalami benturan atau cedera pada kepala, mengalami masalah ensefalitis (peradangan otak), mengalami tumor otak, stroke, alzheimer, kejang-kejang.

Hal lainnya yang bisa menyebabkan amnesia yaitu:
  • Kondisi anoxia (terhambatnya pasokan oksigen ke otak).
  • Kebiasaan buruk suka mengonsumsi minuman keras atau beralkohol
  • Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang (seperti obat penenang, obat tidur, benzodiazepine, dll).
  • Mengalami trauma psikologis (suatu kejadian yang memberatkan jiwa, contohnya seorang gadis yang mengalami pelecehan).
  • Mengalami subarachnoid hemorrhage (perdarahan di area antara tengkorak dan otak).

Penyalahgunaan alkohol menyebabkan jenis amnesia yang dikenal sebagai psikosis Wernicke-Korsakoff.

Terapi Electroconvulsive (ECT) atau terapi kejut listrik bisa menimbulkan efek samping berupa kehilangan ingatan sementara waktu.

Tentang amnesia akibat faktor psikologis, seseorang bisa mengalami amnesia akibat dirinya pernah menjadi korban kejahatan yang kejam, atau mengalami pelecehan seksual.

Kondisi berat lainnya seperti terjebak di dalam pertempuran militer (misalnya pada zaman perang dunia ke-2), mengalami bencana alam yang besar, mengalami situasi kehidupan yang tidak tertahankan, hingga konflik internal dan tekanan psikologis yang parah. Hal-hal ini bisa menyebabkan seseorang terkena amnesia.

Adapun jenis amnesia akibat faktor psikologis umumnya lebih mengganggu ingatan tentang diri sendiri dan masa lalu daripada gangguan dalam membuat ingatan baru.


Jenis-Jenis Amnesia

Jenis-jenis amnesia cukup banyak, yaitu:

Anterograde amnesia, merupakan kondisi tidak mampu mengingat informasi baru, dimana informasi atau hal-hal yang terjadi baru-baru ini yang seharusnya disimpan ke memori jangka pendek menghilang.

Terjadinya amnesia ini umumnya karena masalah trauma otak (terkena benturan atau pukulan ke kepala), penderita hanya mampu mengingat kejadian yang terjadi sebelum cedera.

Retrograde amnesia, jenis amnesia ini bisa dibilang kebalikan dari anterograde amnesia (dalam beberapa hal), dimana penderitanya tidak bisa mengingat kejadian sebelum cedera, tetapi penderita masih mampu mengingat apa yang terjadi setelah cedera.

Hilangnya ingatan sebelum peristiwa cedera (benturan di kepala) disebut retrograde amnesia, sedangkan kehilangan ingatan setelah cedera disebut anterograde amnesia.

Transient global amnesia, merupakan kondisi kehilangan sementara semua ingatan, pada kasus yang parah bisa menyebabkan penderitanya kesulitan dalam membentuk ingatan baru.

Jenis amnesia ini jarang terjadi, dan umumnya menyerang orang-orang yang berusia lanjut dengan penyakit pembuluh darah.

Wernicke-Korsakoff's psychosis, penyalahgunaan alkohol dalam jumlah besar bisa menyebabkan hilangnya ingatan secara perlahan. Penderitanya mungkin juga memiliki masalah neurologis.

Hysterical (fugue or dissociative) amnesia, kondisi amnesia yang tidak hanya lupa pada masa lalu, tapi juga identitas diri sendiri, kasus amnesia jenis ini jarang terjadi.

Penderitanya bisa saja bangun dan secara tiba-tiba tidak tahu siapa dirinya sendiri. Ketika bercemin tidak mengenali wajahnya sendiri. Kemampuan mengingatnya berpotensi masih bisa kembali dalam beberapa hari.

Childhood amnesia (infantile amnesia), yaitu tidak bisa mengingat peristiwa pada masa kanak-kanak, kemungkinan terjadi karena masalah perkembangan bahasa atau beberapa area memori otak yang belum sepenuhnya matang selama masa kanak-kanak.

Source amnesia, penderita sebenarnya mampu untuk mengingat suatu informasi atau kejadian, tapi tidak bisa mengingat waktu, dimana atau bagaimana dirinya mendapatkan informasi tersebut.

Prosopamnesia, yaitu ketidakmampuan untuk mengingat wajah, misalnya seseorang tidak dapat mengenal wajah yang telah dikenal sebelumnya.

Gejala Amnesia

Seseorang dikatakan amnesia jika tidak lagi bisa menghafal atau mengingat informasi. Namun, orang yang hanya beberapa kali mengalami lupa maka ini bukan amnesia.

Gangguan ingatan tidak selalu dikaitkan dengan amnesia, bisa saja gangguan ingatan terjadi akibat dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) sehingga menyebabkan seseorang susah berkonsentrasi dan memicu gangguan memori juga.

Ciri-ciri amnesia yaitu:
  • Hilangnya ingatan skala besar yang seharusnya tidak dilupakan, seperti kejadian penting dalam kehidupan, atau orang-orang penting dalam kehidupan.
  • Kesulitan untuk membuat ingatan baru.
  • Mengalami kebingungan dan gerakan yang tidak terkoordinasi. Gerakan tidak terkoordinasi menunjukkan masalah neurologis.
  • Karena fungsi otak mengalami gangguan, maka ada kemungkinan gejala yang dialami oleh penderita yaitu sering kebingungan. Kebingungan menjadi gejala mendasar amnesia.
  • Kesulitan mengingat informasi yang paling baru sekalipun, seperti makanan yang baru saja dikonsumsi.


Jika Anda Pergi ke Dokter

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien amnesia, lalu juga memeriksa riwayat kesehatan sang pasien. Dokter umumnya akan menanyakan riwayat kesehatan pasien pada keluarga pasien.

Dokter akan menanyakan riwayat medis secara rinci, yang mungkin sulit jika pasien tidak ingat, sehingaa anggota keluarga mungkin perlu hadir. Dokter memerlukan izin pasien untuk membicarakan detail medisnya dengan orang lain.

Selain itu, kemungkinan dokter akan melakukan tes penunjang, seperti elektroensefalogram (EEG), tes darah, MRI, atau CT scan.

Tujuan dokter melakuan tes yaitu untuk mendeteksi atau mengetahui kondisi organ otak sang pasien, apakah mengalami kondisi tidak normal, kerusakan atau lainnya.

Hal lainnya yang dilakukan doker adalah mengetes kekuatan daya ingat pasien, hal yang sering dilakukan yaitu tes kognitif untuk bisa memperkirakan seberapa jauh ingatan pasien yang hilang.

Dokter akan melakukan penanganan atau pengobatan berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Agar proses pemeriksaan akurat, dokter perlu menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari hilangnya ingatan (seperti alzheimer, demensia, depresi atau tumor otak).

Beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan dokter pada pasien amnesia, yaitu:
  • Apakah pasien mengkonsumsi alkohol?
  • Dapatkah pasien mengingat kejadian baru-baru ini, dan hal-hal di masa lalu?
  • Kapan masalah gangguan ingatan mulai terjadi?
  • Bagaimana berkembangnya gangguan ingatan yang dialami?
  • Mungkinkah ada faktor yang menyebabkan hilangnya ingatan (seperti cedera kepala, operasi, atau stroke)?
  • Apakah pasien sedang menggunakan obat tertentu?
  • Apakah pasien menggunakan obat-obatan terlarang, seperti heroin atau kokain?
  • Adakah riwayat pasien dan anggota keluarga mengalami masalah neurologis atau kejiwaan?
  • Apakah pasien memiliki riwayat depresi atau kejang-kejang?
  • Apakah pasien pernah menderita kanker?

Pada pemeriksaan fisik, mungkin termasuk memeriksa aspek sistem saraf seperti fungsi sensorik, keseimbangan dan kemampuan refleks.

Berbagai ingatan jangka pendek dan jangka panjang akan diperiksa dokter. Dokter akan mencaritahu tingkat kehilangan memori, yang nantinya membantu untuk menemukan bentuk pengobatan terbaik.

Tes darah mungkin juga dilakukan, tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi infeksi atau defisiensi nutrisi.

Selain itu, jika diperlukan akan dilakukan tes MRI, CAT scan, atau electroencephalogram (EEG). Dokter mencaritahu apakah terdapat kerusakan fisik atau kelainan otak.

Terapi Penanganan Amnesia
Amnesia memang bisa berpotensi sembuh tanpa pengobatan, namun pengobatan diperlukan jika gangguan fisik atau mental yang mendasari muncul. Adapun pada dasarnya, perawatan amnesia diperlukan.

Penanganan amnesia umumnya dalam bentuk terapi, seperti terapi okupasi dan kognitif.

Pada terapi okupasi, ahli terapi akan mengajarkan cara mengenal informasi baru dengan baik, selain itu pasien juga akan diajarkan (diterapi) untuk bisa menggunakan ingatan yang masih ada sebagai dasar untuk memperoleh informasi baru.

Pada terapi kognitif, merupakan sebuah bentuk latihan agar bisa meningkatkan kembali daya ingat pasien. Terapi kognitif biasanya akan dilakukan dengan bantuan alat teknologi.

Psikoterapi dapat membantu, psikoterapi merupakan sebuah metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan mental atau psikologis.

Selain itu, hipnosis bisa secara efektif untuk membantu mengingat hal yang telah terlupakan.

Dukungan keluarga sangat penting dalam terapi penanganan amnesia. Perawatan akan sering memerlukan teknik dan strategi tertentu.

Terapis akan mengajarkan cara dan strategi untuk bisa mengatur informasi dan membuatnya lebih mudah untuk diingat.

Alat bantu digital seperti smartphone bisa digunakan untuk membantu aktivitas dan tugas sehari-hari pada penderita amnesia, nantinya smartphone bisa dimanfaatkan untuk mengingatkan tentang peristiwa penting, jadwal minum obat, dll. Daftar kontak dengan foto wajah juga dapat membantu.

Saat ini memang tidak ada obat untuk memulihkan ingatan yang hilang karena amnesia.

Sindrom Wernicke-Korsakoff bisa menyebabkan hilangnya memori karena tubuh kekurangan thiamin (vitamin B1), sehingga konsumsi nutrisi tersebut diperlukan. Sumber asupan yang kaya thiamin yaitu sereal gandum utuh, kacang-kacangan dan kacang lentil.

loading...

Hal Penting Lainnya Untuk Penderita Amnesia

Penderita amnesia hendaknya diberikan asupan vitamin yang mencukupi serta juga pemberian suplemen yang bertujuan agar kondisi amnesia tidak semakin buruk.

Hal penting lainnya yaitu memulai gaya hidup yang sehat, serta menghindari berbagai hal yang menimbulkan dampak buruk. Salah satu kebiasaan buruk yang sering terjadi yaitu merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk membantu aktivitas sehari-hari pada penderita amnesia, yaitu:
  • Usahakan untuk selalu membawa alat tulis sehingga bisa segera mencatat informasi-informasi yang baru didapatkan.
  • Letakan benda yang sering dicari (digunakan setiap hari) pada tempat yang sama, misalnya kunci rumah, smartphone, dll.
  • Manfaatkan teknologi canggih, contohnya memakai alarm pada ponsel untuk mengingatkan kegiatan tertentu yang akan dilakukan. 
  • Gunakan aplikasi notes di smarthpone agar mencatat hal-hal penting bisa lebih mudah.

Retrograde Amnesia
Bentuk ekstrim dari retrograde amnesia adalah ketika seseorang tidak bisa mengingat hal-hal tentang kehidupannya sebelum cedera, dirinya tidak ingat ibu, ayah, istri, anak-anak, saudara kandung, ataupun pekerjaannya sehari-hari.

Tetapi dengan usaha, penderita masih berpeluang untuk bisa menyadari atau mengingat kehidupan sebelumnya.

Anterograde Amnesia
Anterograde amnesia adalah hilangnya kemampuan untuk membuat ingatan baru. Penting untuk diketahui bahwa memori yang tidak mampu untuk dicapai atau diingat, sebenarnya masih tersimpan di dalam sel memori. Para ahli memiliki metode untuk menghubungkan sel memori dengan area memori otak.

Dari artikel berjudul 9 Methods for Treating Amnesia (Psychologytoday.com), berikut beberapa metode perawatan untuk pasien amnesia yaitu:
  • Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR)
  • Hypnosis
  • Energy Psychology
  • Neurofeedback
  • Cognitive Therapy
  • Occupational Therapy
  • Bilateral Sounds
  • Technical Assistance from iPhone, iPad, tablet
  • Nutrition

Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) adalah metode yang dikembangkan oleh Dr Francine Shapiro, tujuannya membantu mengintegrasikan dua belahan otak untuk bisa mengingat kejadian lalu.

Energy Psychology adalah metode berasal dari Dr. Roger Callahan di TFT yang menggunakan titik-titik akupunktur dan Qi.

Neurofeedback, metode ini membantu dengan disregulasi otak dan pusat saraf, yang bertujuan untuk membantu mengatur fungsi otak, dan memulihkan atau membuat koneksi saraf baru.

Cognitive Therapy, untuk pemulihan kognitif yang membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan berpikir, manajemen waktu dan pengambilan keputusan. Melalui metode ini otak dapat sering mengakses ingatan yang hilang.

Nutrition, pemilihan asupan makanan bisa mempengaruhi keadaan memori, penderita amnesia hendaknya mengonsumsi lebih banyak asupan protein, terutama makanan yang kaya asam lemak Omega 3 (seperti salmon dan tuna). Selain itu hindari minuman beralkohol dan batasi konsumsi gula.

Dari artikel berjudul Home Remedies For Amnesia (Organicfacts.net) menyebutkan beberapa cara alami untuk membantu mengobati amnesia yaitu mengonsumsi apel, walnut, lada hitam, almond, buah-buahan dan lainnya.

Loading...

Apel
Apel mengandung vitamin dan mineral berupa kalium dan fosfor yang sangat bermanfaat untuk penderita amnesia. Makan apel bersama dengan satu sdt madu dan 1 cangkir susu membantu untuk mengobati amnesia.

Apel
Photo credit: Pixabay.com

Buah apel memiliki banyak nutrisi penting lainnya seperti vitamin A dan C. Makan satu buah apel per hari bermanfaat untuk membantu perbaikan sel otak dan mempercepat penyembuhan.

Kacang Kenari dan Almond
Kacang kenari bermanfaat untuk membantu mengatasi masalah kehilangan memori dan masalah gangguan otak lainnya, serta memperkuat ingatan. Anda bisa mengonsumsi 20 gram kacang kenari atau walnut per hari secara teratur untuk mendapatkan manfaatnya.

Kacang Kenari
Photo credit: Pixabay.com

Untuk menambah efektifitas penyembuhan, Anda bisa mengombinasikan dengan kacang almond. Dimana mengosumsi almond bermanfaat untuk memperkuat aktivitas otak, dan juga membantu mengembalikan memori yang hilang.

Rosemary
Teh Rosemary adalah salah satu solusi alami terbaik untuk membantu pengobatan amnesia. Teh ini mengandung semua kebaikan ramuan rosemary . Minum setidaknya satu kali dalam sehari untuk hasil yang efektif.


Buah-buahan
Mengkonsumsi buah-buahan seperti buah apel, jeruk, ara, kismis dan anggur dapat membantu dalam mengatasi masalah kehilangan ingatan.

Buah Jeruk
Photo credit: Wikimedia.org

Beberapa buah atau bahan alami lainnya untuk membantu menyembuhkan amnesia, yaitu:

Jeruk
Buah jeruk kaya vitamin C yang berperan sebagai antioksidan penting untuk tubuh dalam melawan paparan radikal bebas, serta menjaga dan memperbaiki sel tubuh yang rusak, termasuk sel otak yang berkaitan dengan kondisi memori atau ingatan.

Anggur
Buah anggur juga diketahui mengandung antioksidan yang bermanfaat dalam memperbaiki sel tubuh yang rusak. Anda bisa mengonsumsi buah anggur segar dalam bentuk jus, sertakan juga biji dan kulitnya karena mengandung lebih banyak antioksidan dan kandungan penting lainnya.

Buah Anggur
Photo credit: Pixnio.com

Minum jus dari buah anggur ini satu kali dalam sehari agar dapat secara efektif memulihkan amnesia lebih cepat.

Pegagan
Tanaman obat ini memiliki khasiat untuk mengobati amnesia secara efektif. Rebuslah dan minum setidaknya satu kali dalam sehari, atau kalau bisa minum pada pagi hari dan malam hari.

Manfaatnya selain dapat menyembuhkan asam urat, hipertensi dan menurunkan kolesterol, juga bermanfaat untuk memperbaiki kerusakan dan gangguan sel syaraf otak.

Itu dia beberapa rekomendasi asupan bagi penderita amnesia, selain itu penderita juga perlu istirahat yang cukup agar proses regenerasi sel otak berjalan dengan baik, yang hal itu penting dalam mengembalikan ingatan yang hilang.

Referensi Lainnya:
Nordqvist, Christian. Medical News Today (2017). What is amnesia and how is it treated?.
Feb. Vemale (2014). Makan 5 Makanan Ini Yuk Untuk Menyembuhkan Amnesia.

Related Posts:

Pengobatan Gastritis (Serta Gejala, Pencegahan & Penyebabnya)

July 2018 - Bertemu lagi dengan saya Admin Go Sehat Pedia, Kali ini saya menulis artikel dengan judul July 2018, semoga saja isi postingan mengenai Penyakit, bermanfaat buat sahabat Go Sehat Pedia.

Judul : Pengobatan Gastritis (Serta Gejala, Pencegahan & Penyebabnya)
link : Pengobatan Gastritis (Serta Gejala, Pencegahan & Penyebabnya)
Gastritis merupakan suatu masalah peradangan pada lapisan lambung. Penyakit gastritis terdapat dua jenis, yaitu gastritis akut dan gastritis kronis.

Jenis yang paling sering menyerang orang-orang yaitu gastritis akut. Penyakit gastritis akut umumnya berlangsung sekitar satu minggu.

Adapun gastritis kronis bisa terjadi dalam waktu lama (yaitu selama beberapa bulan, bahkan tahun), kemunculan gastritis kronis secara perlahan.

Penyakit Gastritis
Penyakit Gastritis | Photo credit: Istockphoto.com

Umumnya penyakit gastritis tidak menimbulkan bahaya besar bagi kesehatan tubuh, dengan syarat segera melakukan pengobatan.

Dalam kasus yang jarang, penyakit gastritis bisa memburuk dan berkembang menjadi penyakit tukak lambung, yang kemudian bisa memperbesar risiko terkena kanker lambung.

Pada lambung terdapat sel-sel yang memiliki beberapa fungsi, salah satunya yaitu memproduksi enzim.

Sel-sel tersebut memiliki peran penting seperti berkontribusi dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh, mencegah lapisan lambung dari terkena peradangan atau pengikisan asam, serta memproduksi lapisan lendir yang dinamakan “mucin”.

Gejala Gastritis

Penderita gastritis ada yang merasakan gejalanya dan ada yang tidak. Berikut gejala-gejala penyakit gastritis yang mungkin muncul:
  • Sakit perut.
  • Nafsu makan yang menurun drastis.
  • Merasa kenyang padahal baru makan sedikit.
  • Muncul rasa nyeri atau panas di dalam lambung atau ulu hati.
  • Rasa mual dan muntah.
  • Perut kembung.
  • Cenderung sering cegukan.
  • Muntah darah.
  • BAB dengan tinja berwarna hitam pekat.

Diatas merupakan gejala-gejala gastritis, semakin banyak gejala yang dialami maka itu menjadi indikasi kuat seseorang memang mengalami penyakit gastritis.

Hanya saja perlu diketahui, pada sebagian kasus gastritis tidak menimbulkan gejala yang dapat disadari penderitanya.

Anda perlu pergi ke dokter jika:
  • Gejala-gejala tersebut selalu terasa padahal sudah minum obat tertentu.
  • Mengalami muntah darah
  • Pada tinja terdapat darah (atau tinja berwarna hitam pekat).
  • Muncul gejala sakit maag yang tidak hilang dalam seminggu.
  • Berat badan turun drastis dan terlihat tidak wajar.
  • Nyeri ulu hati setelah mengonsumsi obat tertentu (terutama obat antinyeri).
  • Nyeri perut atau ulu hati tidak mereda walaupun sudah diobati dengan benar.


Penyebab Gastritis

Berikut beberapa penyebab dan faktor risiko seseorang mengalami penyakit gastritis:
  • Faktor reaksi autoimun tubuh.
  • Faktor usia.
  • Terlalu sering stres.
  • Terkena infeksi bakteri H. Pylori.
  • Terkena penyakit Crohn (radang usus kronis yang memengaruhi lapisan saluran pencernaan).
  • Terjadinya refluks empedu (terdorongnya asam lambung ke kerongkongan).
  • Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Mengalami masalah muntah kronis.
  • Mengalami anemia pernisiosa.
  • Efek samping dari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid seperti aspirin dan ibuprofen (terutama dalam penggunaan jangka panjang).
  • Penyalahgunaan obat-obatan.
  • Terkena penyakit HIV/AIDS.
  • Infeksi bakteri dan virus.

Infeksi bakteri H. pylori sebenarnya dialami banyak orang, tapi pada kondisi tertentu bisa menimbulkan masalah gastritis.

Seseorang bisa sangat rentan terkena gastritis jika memilki kebiasaan buruk seperti merokok dan minum-minuman beralkohol, bahkan faktor genetik mempengaruhi besarnya resiko terkena infeksi bakteri ini.

Mengonsumsi alkohol bahkan kokain akan menyebabkan iritasi dan melukai dinding lambung, serta menimbulkan asam lambung, hal ini nantinya meningkatkan resiko gastritis akut.

Penggunaan secara berlebihan obat anti-inflamasi (seperti ibuprofen atau lainnya) bisa mengakibatkan  gastritis akut maupun kronis. Jenis obat seperti ini memiliki efek yang mengganggu lapisan mukosa dalam fungsinya untuk melindungi dinding lambung.

Kondisi stres bisa menyebabkan masalah asam lambung dan akan memperburuk gejala gastritis.

Gangguan autoimun bisa menyebabkan penyakit ini, dimana sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel yang bertugas dalam melindungi dinding lambung.

Selain itu, dengan bertambahnya usia (kondisi usia tua) maka dinding lambung akan menipis.

Penyakit gastritis perlu segera diobati, karena bisa menimbulkan beberapa komplikasi serius seperti perdarahan lambung maupun tukak lambung, dalam kasus yang jarang bisa menyebabkan kanker lambung.

Orang-orang yang memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol maka segara hentikan, alkohol menimbulkan dampak buruk gejala gastritis.


Pengobatan dan Pencegahan Gastritis

Sebagian orang rentan mengalami masalah gastritis, dengan begitu perlu waspada agar terhindar darinya, Anda perlu memperhatikan pola makan sehari-hari.

Menjaga pola makan sangat penting untuk menghindari masalah gastritis, salah satu siasat yang bisa dilakukan yaitu membagi atau memecah porsi makan.

Contohnya, apabila seseorang makan tiga kali dalam sehari dengan porsi besar, maka bisa mengubahnya menjadi makan dengan porsi lebih kecil tapi frekuensinya ditingkatkan menjadi empat kali.

Konsumsi makanan dengan porsi besar bukanlah hal baik, selain itu hindari makanan berminyak, sangat pedas, dan tinggi asam.

Jika Anda telah mengonsumsi obat pereda sakit anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) namun gejala gastritis masih sering muncul, maka hendaknya pergi ke dokter.

Umumnya dokter akan merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan OAINS, lalu meresepkan obat pereda nyeri golongan lainnya seperti paracetamol.

Penanganan penyakit gastritis harus dilakukan dengan benar dan segera, sehingga nantinya gejala bisa mereda. Adapun beberapa jenis obat yang umumnya diresepkan dokter untuk mengobati penyakit gastritis:

Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker)
Penggunaannya bertujuan untuk mengurangi produksi asam di lambung, sehingga nantinya membantu untuk meredakan gejala gastritis. Contoh obat penghambat histamin 2 yaitu simetidin, famotidin, dan ranitidine.

Obat penghambat pompa proton (PPI)
Fungsinya sama seperti halnya obat penghambat histamin 2, contoh obatnya yaitu pantoprazole, lansoprazole, omeprazole, dan esomeprazole.

Penghambat pompa proton (proton pump inhibitor/PPI) bekerja untuk mengurangi produksi asam lambung dengan lebih efektif dibandingkan penghambat H2.

Obat antasida
Penggunaannya bertujuan untuk meredakan gejala gastritis (khusunya rasa nyeri) dengan cara menetralisir asam lambung.

Obat antasida bisa diperoleh secara bebas di apotek, penggunaannya diharapkan dapat secara efektif untuk meredakan rasa nyeri dengan cepat.

Obat antibiotik
Penggunaannya diberikan kepada orang yang terkena penyakit gastritis akibat serangan infeksi bakteri. Contoh obatnya yaitu amoxicillin, metronidazole, clarithromycin.

Misalnya penyakit gastritis yang diderita akibat serangan infeksi H. pylori, maka dokter biasanya memberikan obat antibiotik selain juga penghambat pompa proton (PPI).

Setelah itu, biasanya pasien akan diminta untuk melakukan kunjungan dan tes lanjutan, hingga nantinya dokter menyatakan infeksi telah berhasil diobati.

Obat lainnya yang mungkin diberikan pada penderita gastritis yaitu sukralfat. Obat ini berfungsi sebagai pelindung atau pelapis dinding lambung.

Bentuk pengobatan gastritis sangat tergantung dari penyebabnya. Umumnya, tujuan utama pengobatan gastritis yaitu mengurangi kadar asam lambung yang tinggi di dalam tubuh, yang dengan begitu sangat membantu dalam meredakan rasa sakit, serta memulihkan kembali kondisi dinding lambung.

Dokter berkemungkinan memberikan resep obat untuk meredakan rasa sakit dan mencegah kadar asam lambung yang terlalu tinggi di dalam tubuh.

Untuk mencegah penyakit gastritis atau menghindari munculnya gastritis kembali, maka perbaiki pola makan dan pola hidup Anda, seperti:
  • Hindari mengonsumsi makanan dengan porsi yang terlalu besar.
  • Bagi Anda pecinta kopi atau teh, maka mulai saat ini batasi konsumsinya.
  • Usahakan untuk tidak mengonsumsi minuman bersoda ataupun minuman beralkohol.
  • Usahakan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu asam dan pedas.
  • Hindari sumber makanan yang mengandung tinggi gas (contohnya sawi dan kol).
  • Hindari banyak pikiran dan stres. Anda bisa merelaksasi diri, olahraga, atau melakukan aktivitas yang Anda sukai dan bermanfaat.
  • Jangan sampai Anda terlambat makan.

loading...

Pergi ke Dokter

Sebelum Anda pergi ke dokter, berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
  • Tuliskan gejala-gejala yang Anda alami pada secarik kertas.
  • Tulis daftar semua obat, vitamin atau suplemen yang Anda gunakan.
  • Tuliskan beberapa perubahan gaya hidup dan aktivitas baru-baru ini.
  • Siapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum Anda pergi ke dokter.
  • Kalau bisa ajak seseorang untuk menyertai Anda ke rumah sakit, hal ini membantu untuk mengingatkan sesuatu yang terlewatkan saat bertemu dokter.

Saat penderita gastritis di rumah sakit, dokter akan bertanya beberapa hal seperti:
  • Apa saja gejala yang dialami?
  • Seberapa parah gejala yang dirasakan? (misalnya perasaan nyeri, terbakar, dll)
  • Apakah kemunculan gejala secara terus-menerus atau sesekali?
  • Apakah Anda mengalami mual atau muntah?
  • Apakah Anda baru saja mengalami penurunan berat badan?
  • Apakah Anda mengalami stres? Seberapa parah?
  • Pernahkah Anda mengalami maag?
  • Apakah ada sesuatu (seperti mengonsumsi makanan tertentu) yang sepertinya memperburuk gejala Anda?
  • Apakah ada sesuatu (seperti mengonsumsi makanan tertentu atau lainnya) yang sepertinya memperbaiki kondisi Anda?
  • Seberapa sering Anda mengonsumsi obat penghilang rasa sakit (seperti ibuprofen, aspirin atau naproxen)?
  • Apakah Anda minum alkohol?
  • Saat BAB, apakah pada tinja terdapat darah (tinja berwarna cenderung hitam)?

Dokter kemudian akan melakukan beberapa hal seperti:
  • Melakukan pemeriksaan fisik.
  • Mengecek riwayat kesehatan pasien dan juga keluarganya.
  • Melakukan pemeriksaan lanjutan. 

    Dalam kondisi tertentu, ada kemungkinan dokter melakukan pemeriksaan lanjutan pada pasien, seperti:
    • Pemeriksaan X-ray dan cairan barium, tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat tukak di dalam lambung.
    • Pemeriksaan kadar sel darah, untuk mencari tahu apakah penderita mengalami anemia atau kurang darah.
    • Tes napas, tujuannya untuk mengetahui adanya bakteri H. pylori.
    • Urea breath test mencari tahu apakah terjadi infeksi bakteri Helicobacter pylori, metode melakukannya yaitu dokter meminta pasien mengonsumsi segelas cairan khusus tidak berasa yang mengandung karbon radioaktif, setelah itu pasien bernafas ke dalam sebuah kantung khusus, yang nantinya akan dicek banyaknya kadar zat radioaktif tersebut.
    • Tes endoskopi, untuk mengetahui adanya peradangan di dalam lambung. Metodenya untuk melihat keadaan di dalam lambung dengan cara memasukan kamera kecil ke dalamnya. Ada kemungkinan metode biopsi lambung juga dilakukan bersamaan dengan prosedur ini.
    • Biopsi, dengan cara mengambil sampel jaringan pada area yang tampaknya terkena masalah peradangan, yang kemudian akan diteliti di laboratorium. Prosedur biopsi dilakukan untuk mengetahui keberadaan bakteri H. pylori.
    • Pemeriksaan tinja, bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pendarahan dan infeksi di dalam lambung.

    Hal yang sangat penting diketahui, saat awal-awal penyakit gastritis menyerang maka hindari mengonsumsi makanan yang mengiritasi perut (seperti makanan yang sangat pedas, asam, digoreng atau berlemak), kemudian buang semua kebiasaan buruk yang tidak sehat (seperti merokok dan minum alkohol).

    Loading...

    Hal Lainnya

    Dari artikel berjudul Gastritis - Symptoms, Pain, Home Remedies, and Cure (Medicinenet.com), terdapat beberapa asupan yang berkhasiat untuk menghentikan pertumbuhan H. pylori dan meredakan gejala gastritis sehingga disarankan dikonsumsi, yaitu:
    • Teh hijau, yogurt, air kelapa.
    • Bawang, bawang putih, daun bawang, seledri, brokoli, kubis.
    • Kedelai, makanan kedelai, kacang, kacang polong, kacang lentil.
    • Buah apel.
    • Jus cranberry, jus wortel.

    Mengonsumsi asupan tersebut dapat menenangkan gejala, tapi bukan pengobatan utama untuk mengatasi penyebab gastritis.

    Gastritis akut berlangsung selama 2-10 hari. Adapun gastritis kronis jika tidak ditangani bisa berlangsung selama beberapa minggu, bulan, bahkan tahunan. Jika penyebab gastritis yang mendasari tidak diobati, maka penyakit gastritis akan terus ada.

    Kemunculan gastritis kronis bisa berulang-ulang atau terus-menerus akibat penyebab seperti:
    • Infeksi bakteri, virus dan parasit.
    • Infeksi jamur.
    • Penggunaan obat-obatan tertentu (kokain).
    • Keracunan makanan tertentu (infeksi dan kimia).
    • Mengonsumsi minuman beralkohol.
    • Radiasi.
    • Refluks empedu.
    • Reaksi alergi.
    • Reaksi autoimun.
    • Reaksi stres.

    Referensi Lainnya:
    Mayoclinic (2018). Diagnosis & treatment. Gastritis.
    Alodokter. Pengertian Gastritis

    Gastritis merupakan suatu masalah peradangan pada lapisan lambung. Penyakit gastritis terdapat dua jenis, yaitu gastritis akut dan gastritis kronis.

    Jenis yang paling sering menyerang orang-orang yaitu gastritis akut. Penyakit gastritis akut umumnya berlangsung sekitar satu minggu.

    Adapun gastritis kronis bisa terjadi dalam waktu lama (yaitu selama beberapa bulan, bahkan tahun), kemunculan gastritis kronis secara perlahan.

    Penyakit Gastritis
    Penyakit Gastritis | Photo credit: Istockphoto.com

    Umumnya penyakit gastritis tidak menimbulkan bahaya besar bagi kesehatan tubuh, dengan syarat segera melakukan pengobatan.

    Dalam kasus yang jarang, penyakit gastritis bisa memburuk dan berkembang menjadi penyakit tukak lambung, yang kemudian bisa memperbesar risiko terkena kanker lambung.

    Pada lambung terdapat sel-sel yang memiliki beberapa fungsi, salah satunya yaitu memproduksi enzim.

    Sel-sel tersebut memiliki peran penting seperti berkontribusi dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh, mencegah lapisan lambung dari terkena peradangan atau pengikisan asam, serta memproduksi lapisan lendir yang dinamakan “mucin”.

    Gejala Gastritis

    Penderita gastritis ada yang merasakan gejalanya dan ada yang tidak. Berikut gejala-gejala penyakit gastritis yang mungkin muncul:
    • Sakit perut.
    • Nafsu makan yang menurun drastis.
    • Merasa kenyang padahal baru makan sedikit.
    • Muncul rasa nyeri atau panas di dalam lambung atau ulu hati.
    • Rasa mual dan muntah.
    • Perut kembung.
    • Cenderung sering cegukan.
    • Muntah darah.
    • BAB dengan tinja berwarna hitam pekat.

    Diatas merupakan gejala-gejala gastritis, semakin banyak gejala yang dialami maka itu menjadi indikasi kuat seseorang memang mengalami penyakit gastritis.

    Hanya saja perlu diketahui, pada sebagian kasus gastritis tidak menimbulkan gejala yang dapat disadari penderitanya.

    Anda perlu pergi ke dokter jika:
    • Gejala-gejala tersebut selalu terasa padahal sudah minum obat tertentu.
    • Mengalami muntah darah
    • Pada tinja terdapat darah (atau tinja berwarna hitam pekat).
    • Muncul gejala sakit maag yang tidak hilang dalam seminggu.
    • Berat badan turun drastis dan terlihat tidak wajar.
    • Nyeri ulu hati setelah mengonsumsi obat tertentu (terutama obat antinyeri).
    • Nyeri perut atau ulu hati tidak mereda walaupun sudah diobati dengan benar.


    Penyebab Gastritis

    Berikut beberapa penyebab dan faktor risiko seseorang mengalami penyakit gastritis:
    • Faktor reaksi autoimun tubuh.
    • Faktor usia.
    • Terlalu sering stres.
    • Terkena infeksi bakteri H. Pylori.
    • Terkena penyakit Crohn (radang usus kronis yang memengaruhi lapisan saluran pencernaan).
    • Terjadinya refluks empedu (terdorongnya asam lambung ke kerongkongan).
    • Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
    • Mengalami masalah muntah kronis.
    • Mengalami anemia pernisiosa.
    • Efek samping dari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid seperti aspirin dan ibuprofen (terutama dalam penggunaan jangka panjang).
    • Penyalahgunaan obat-obatan.
    • Terkena penyakit HIV/AIDS.
    • Infeksi bakteri dan virus.

    Infeksi bakteri H. pylori sebenarnya dialami banyak orang, tapi pada kondisi tertentu bisa menimbulkan masalah gastritis.

    Seseorang bisa sangat rentan terkena gastritis jika memilki kebiasaan buruk seperti merokok dan minum-minuman beralkohol, bahkan faktor genetik mempengaruhi besarnya resiko terkena infeksi bakteri ini.

    Mengonsumsi alkohol bahkan kokain akan menyebabkan iritasi dan melukai dinding lambung, serta menimbulkan asam lambung, hal ini nantinya meningkatkan resiko gastritis akut.

    Penggunaan secara berlebihan obat anti-inflamasi (seperti ibuprofen atau lainnya) bisa mengakibatkan  gastritis akut maupun kronis. Jenis obat seperti ini memiliki efek yang mengganggu lapisan mukosa dalam fungsinya untuk melindungi dinding lambung.

    Kondisi stres bisa menyebabkan masalah asam lambung dan akan memperburuk gejala gastritis.

    Gangguan autoimun bisa menyebabkan penyakit ini, dimana sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel yang bertugas dalam melindungi dinding lambung.

    Selain itu, dengan bertambahnya usia (kondisi usia tua) maka dinding lambung akan menipis.

    Penyakit gastritis perlu segera diobati, karena bisa menimbulkan beberapa komplikasi serius seperti perdarahan lambung maupun tukak lambung, dalam kasus yang jarang bisa menyebabkan kanker lambung.

    Orang-orang yang memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol maka segara hentikan, alkohol menimbulkan dampak buruk gejala gastritis.


    Pengobatan dan Pencegahan Gastritis

    Sebagian orang rentan mengalami masalah gastritis, dengan begitu perlu waspada agar terhindar darinya, Anda perlu memperhatikan pola makan sehari-hari.

    Menjaga pola makan sangat penting untuk menghindari masalah gastritis, salah satu siasat yang bisa dilakukan yaitu membagi atau memecah porsi makan.

    Contohnya, apabila seseorang makan tiga kali dalam sehari dengan porsi besar, maka bisa mengubahnya menjadi makan dengan porsi lebih kecil tapi frekuensinya ditingkatkan menjadi empat kali.

    Konsumsi makanan dengan porsi besar bukanlah hal baik, selain itu hindari makanan berminyak, sangat pedas, dan tinggi asam.

    Jika Anda telah mengonsumsi obat pereda sakit anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) namun gejala gastritis masih sering muncul, maka hendaknya pergi ke dokter.

    Umumnya dokter akan merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan OAINS, lalu meresepkan obat pereda nyeri golongan lainnya seperti paracetamol.

    Penanganan penyakit gastritis harus dilakukan dengan benar dan segera, sehingga nantinya gejala bisa mereda. Adapun beberapa jenis obat yang umumnya diresepkan dokter untuk mengobati penyakit gastritis:

    Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker)
    Penggunaannya bertujuan untuk mengurangi produksi asam di lambung, sehingga nantinya membantu untuk meredakan gejala gastritis. Contoh obat penghambat histamin 2 yaitu simetidin, famotidin, dan ranitidine.

    Obat penghambat pompa proton (PPI)
    Fungsinya sama seperti halnya obat penghambat histamin 2, contoh obatnya yaitu pantoprazole, lansoprazole, omeprazole, dan esomeprazole.

    Penghambat pompa proton (proton pump inhibitor/PPI) bekerja untuk mengurangi produksi asam lambung dengan lebih efektif dibandingkan penghambat H2.

    Obat antasida
    Penggunaannya bertujuan untuk meredakan gejala gastritis (khusunya rasa nyeri) dengan cara menetralisir asam lambung.

    Obat antasida bisa diperoleh secara bebas di apotek, penggunaannya diharapkan dapat secara efektif untuk meredakan rasa nyeri dengan cepat.

    Obat antibiotik
    Penggunaannya diberikan kepada orang yang terkena penyakit gastritis akibat serangan infeksi bakteri. Contoh obatnya yaitu amoxicillin, metronidazole, clarithromycin.

    Misalnya penyakit gastritis yang diderita akibat serangan infeksi H. pylori, maka dokter biasanya memberikan obat antibiotik selain juga penghambat pompa proton (PPI).

    Setelah itu, biasanya pasien akan diminta untuk melakukan kunjungan dan tes lanjutan, hingga nantinya dokter menyatakan infeksi telah berhasil diobati.

    Obat lainnya yang mungkin diberikan pada penderita gastritis yaitu sukralfat. Obat ini berfungsi sebagai pelindung atau pelapis dinding lambung.

    Bentuk pengobatan gastritis sangat tergantung dari penyebabnya. Umumnya, tujuan utama pengobatan gastritis yaitu mengurangi kadar asam lambung yang tinggi di dalam tubuh, yang dengan begitu sangat membantu dalam meredakan rasa sakit, serta memulihkan kembali kondisi dinding lambung.

    Dokter berkemungkinan memberikan resep obat untuk meredakan rasa sakit dan mencegah kadar asam lambung yang terlalu tinggi di dalam tubuh.

    Untuk mencegah penyakit gastritis atau menghindari munculnya gastritis kembali, maka perbaiki pola makan dan pola hidup Anda, seperti:
    • Hindari mengonsumsi makanan dengan porsi yang terlalu besar.
    • Bagi Anda pecinta kopi atau teh, maka mulai saat ini batasi konsumsinya.
    • Usahakan untuk tidak mengonsumsi minuman bersoda ataupun minuman beralkohol.
    • Usahakan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu asam dan pedas.
    • Hindari sumber makanan yang mengandung tinggi gas (contohnya sawi dan kol).
    • Hindari banyak pikiran dan stres. Anda bisa merelaksasi diri, olahraga, atau melakukan aktivitas yang Anda sukai dan bermanfaat.
    • Jangan sampai Anda terlambat makan.

    loading...

    Pergi ke Dokter

    Sebelum Anda pergi ke dokter, berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
    • Tuliskan gejala-gejala yang Anda alami pada secarik kertas.
    • Tulis daftar semua obat, vitamin atau suplemen yang Anda gunakan.
    • Tuliskan beberapa perubahan gaya hidup dan aktivitas baru-baru ini.
    • Siapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum Anda pergi ke dokter.
    • Kalau bisa ajak seseorang untuk menyertai Anda ke rumah sakit, hal ini membantu untuk mengingatkan sesuatu yang terlewatkan saat bertemu dokter.

    Saat penderita gastritis di rumah sakit, dokter akan bertanya beberapa hal seperti:
    • Apa saja gejala yang dialami?
    • Seberapa parah gejala yang dirasakan? (misalnya perasaan nyeri, terbakar, dll)
    • Apakah kemunculan gejala secara terus-menerus atau sesekali?
    • Apakah Anda mengalami mual atau muntah?
    • Apakah Anda baru saja mengalami penurunan berat badan?
    • Apakah Anda mengalami stres? Seberapa parah?
    • Pernahkah Anda mengalami maag?
    • Apakah ada sesuatu (seperti mengonsumsi makanan tertentu) yang sepertinya memperburuk gejala Anda?
    • Apakah ada sesuatu (seperti mengonsumsi makanan tertentu atau lainnya) yang sepertinya memperbaiki kondisi Anda?
    • Seberapa sering Anda mengonsumsi obat penghilang rasa sakit (seperti ibuprofen, aspirin atau naproxen)?
    • Apakah Anda minum alkohol?
    • Saat BAB, apakah pada tinja terdapat darah (tinja berwarna cenderung hitam)?

    Dokter kemudian akan melakukan beberapa hal seperti:
    • Melakukan pemeriksaan fisik.
    • Mengecek riwayat kesehatan pasien dan juga keluarganya.
    • Melakukan pemeriksaan lanjutan. 

      Dalam kondisi tertentu, ada kemungkinan dokter melakukan pemeriksaan lanjutan pada pasien, seperti:
      • Pemeriksaan X-ray dan cairan barium, tujuannya untuk mengetahui apakah terdapat tukak di dalam lambung.
      • Pemeriksaan kadar sel darah, untuk mencari tahu apakah penderita mengalami anemia atau kurang darah.
      • Tes napas, tujuannya untuk mengetahui adanya bakteri H. pylori.
      • Urea breath test mencari tahu apakah terjadi infeksi bakteri Helicobacter pylori, metode melakukannya yaitu dokter meminta pasien mengonsumsi segelas cairan khusus tidak berasa yang mengandung karbon radioaktif, setelah itu pasien bernafas ke dalam sebuah kantung khusus, yang nantinya akan dicek banyaknya kadar zat radioaktif tersebut.
      • Tes endoskopi, untuk mengetahui adanya peradangan di dalam lambung. Metodenya untuk melihat keadaan di dalam lambung dengan cara memasukan kamera kecil ke dalamnya. Ada kemungkinan metode biopsi lambung juga dilakukan bersamaan dengan prosedur ini.
      • Biopsi, dengan cara mengambil sampel jaringan pada area yang tampaknya terkena masalah peradangan, yang kemudian akan diteliti di laboratorium. Prosedur biopsi dilakukan untuk mengetahui keberadaan bakteri H. pylori.
      • Pemeriksaan tinja, bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pendarahan dan infeksi di dalam lambung.

      Hal yang sangat penting diketahui, saat awal-awal penyakit gastritis menyerang maka hindari mengonsumsi makanan yang mengiritasi perut (seperti makanan yang sangat pedas, asam, digoreng atau berlemak), kemudian buang semua kebiasaan buruk yang tidak sehat (seperti merokok dan minum alkohol).

      Loading...

      Hal Lainnya

      Dari artikel berjudul Gastritis - Symptoms, Pain, Home Remedies, and Cure (Medicinenet.com), terdapat beberapa asupan yang berkhasiat untuk menghentikan pertumbuhan H. pylori dan meredakan gejala gastritis sehingga disarankan dikonsumsi, yaitu:
      • Teh hijau, yogurt, air kelapa.
      • Bawang, bawang putih, daun bawang, seledri, brokoli, kubis.
      • Kedelai, makanan kedelai, kacang, kacang polong, kacang lentil.
      • Buah apel.
      • Jus cranberry, jus wortel.

      Mengonsumsi asupan tersebut dapat menenangkan gejala, tapi bukan pengobatan utama untuk mengatasi penyebab gastritis.

      Gastritis akut berlangsung selama 2-10 hari. Adapun gastritis kronis jika tidak ditangani bisa berlangsung selama beberapa minggu, bulan, bahkan tahunan. Jika penyebab gastritis yang mendasari tidak diobati, maka penyakit gastritis akan terus ada.

      Kemunculan gastritis kronis bisa berulang-ulang atau terus-menerus akibat penyebab seperti:
      • Infeksi bakteri, virus dan parasit.
      • Infeksi jamur.
      • Penggunaan obat-obatan tertentu (kokain).
      • Keracunan makanan tertentu (infeksi dan kimia).
      • Mengonsumsi minuman beralkohol.
      • Radiasi.
      • Refluks empedu.
      • Reaksi alergi.
      • Reaksi autoimun.
      • Reaksi stres.

      Referensi Lainnya:
      Mayoclinic (2018). Diagnosis & treatment. Gastritis.
      Alodokter. Pengertian Gastritis

      Related Posts:

      Pengobatan Diare Secara Medis & Alami (Serta Gejala & Pencegahannya)

      July 2018 - Bertemu lagi dengan saya Admin Go Sehat Pedia, Kali ini saya menulis artikel dengan judul July 2018, semoga saja isi postingan mengenai Pengetahuan Kesehatan, Penyakit, bermanfaat buat sahabat Go Sehat Pedia.

      Judul : Pengobatan Diare Secara Medis & Alami (Serta Gejala & Pencegahannya)
      link : Pengobatan Diare Secara Medis & Alami (Serta Gejala & Pencegahannya)
      Orang yang terkena diare biasanya mengalami gejala rasa sakit pada perut (sekalipun hanya beberapa saat / sementara) yang disertai kondisi tinja yang cenderung encer.

      Penyakit diare sudah umum diketahui masyarakat. Kondisi diare ini cukup mengganggu, yang membuat penderitanya akan lebih sering pergi ke toilet.

      Sakit Diare
      Photo credit: Pixabay.com

      Mengonsumsi makanan yang kurang bersih bisa memicu resiko penykit diare. Dalam kondisi tertentu penyakit diare bisa sangat berbahaya, seperti salah satunya saat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).

      Penyakit diare ditandai dengan tinja yang lebih encer, dan seringnya muncul rasa mulas (frekuensi BAB yang tinggi).

      Jika penyakit diare parah, maka bisa menimbulkan gejala demam, kram perut yang lumayan menyakitkan, hingga kondisi tinja yang sangat encer (tinja lebih encer dibandingkan kondisi diare ringan).

      Beberapa gejala diare lainnya yaitu sakit kepala, nafsu makan yang menurun drastis, rasa mual dan muntah.

      Diare umumnya dapat sembuh secara total dalam waktu 2-4 hari. Jika diare yang dialami telah berlangsung lebih dari satu minggu (belum membaik), maka direkomendasikan untuk pergi ke dokter.

      Anda juga perlu pergi ke dokter jika:
      • Diare yang dialami sampai mengganggu tidur Anda.
      • Adanya darah pada tinja.
      • Sering muntah-muntah
      • Penurunan berat badan secara signifikan (tidak wajar).

      Adapun diare pada anak-anak bisa terjadi lebih lama, yaitu antara 5-7 hari. Apabila diare yang dialami anak lebih lama dari itu, atau muncul gejala-gejala yang serius seperti adanya darah pada tinja, atau terlalu sering BAB (enam kali atau lebih), maka hendaknya anak dibawa untuk diperiksa di rumah sakit.

      Infeksi usus biasanya menjadi penyebab seseorang terkena diare. Mengonsumsi asupan yang kurang bersih atau terkontaminasi mengakibatkan infeksi usus.

      Beberapa hal yang bisa memicu resiko penyakit diare, yaitu:
      • Terlalu sering mengonsumsi kopi atau minuman berkafein tinggi lainnya.
      • Mengonsumsi minuman beralkohol.
      • Adanya gangguan yang berkaitan dengan psikologi, seperti mudah marah, stres, atau sering gelisah.
      • Faktor efek samping dari obat tertentu yang dikonsumsi (seperti statin, obat pencahar, antibiotik, obat-obatan kemoterapi, NSAID, dll).
      • Terkena Infeksi bakteri (seperti escherichia coli dan salmonella). Infeksi bakteri tersebut juga bisa mengakibatkan keracunan makanan.
      • Alergi makanan.
      • Sering mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan.
      • Kerusakan lapisan usus akibat radioterapi.

      Adapun jika penyakit diare terjadi dalam waktu lama (diare kronis), ada kemungkinan penyebabnya yaitu:
      • Terjadinya gangguan penyerapan nutrisi, dan gangguan fungsi pencernaan.
      • Mengalami penyakit coeliac (sebuah kondisi yang mengakibatkan tubuh menolak protein gluren).
      • Radang pankreas kronis.
      • Penyakit Crohn (radang pada lapisan sistem pencernaan).
      • Sindrom iritasi usus (gangguan pada fungsi usus).
      • Kolitis mikroskopik (semacam kondisi radang usus yang bisa menimbulkan masalah diare encer).
      • Kanker usus.
      • Terkadang faktor hormonal menyebabkan diare, contohnya seperti kasus penyakit Addison dan tumor karsinoid.
      • Fibrosis kistik.
      • Kolitis ulseratif.
      • Efek samping gastrektomi (pengangkatan bagian perut atau operasi mengangkat seluruh atau sebagian lambung).

      Menurut badan kesehatan dunia WHO, beberapa penyebab umum diare yaitu:

      Infeksi: Diare adalah gejala infeksi akibat serangan bakteri, virus dan parasit. Umumnya penyebaran bakteri, virus dan parasit melalui air yang tercemar feses. Kasus infeksi meningkat jika minimnya sanitasi atau kurangnya air bersih yang memadai untuk minum dan memasak. Rotavirus dan Escherichia coli berada di tingkat teratas sebagai penyebab seseorang terserang penyakit diare.

      Malnutrisi: Kasus anak-anak yang menderita diare parah umumnya dialami oleh mereka yang kekurangan gizi. Kekurangan gizi menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap diare. Selain itu, diare juga menyebabkan masalah kekurangan gizi yang dialami semakin memburuk, hal ini bagaikan lingkaran setan.

      Kurangnya sumber air bersih: Air yang terkontaminasi dengan limbah dan kotoran dapat menyebabkan penyakit diare.

      Penyakit diare bisa menyebar dari orang ke orang akibat kebersihan pribadi yang tidak terjaga. Makanan tidak higienis juga menjadi penyebab diare. Orang yang mengonsumsi ikan dan makanan laut dari air yang tercemar beresiko terkena diare.


      Pengobatan Diare

      Masalah dehidrasi bisa terjadi jika diare yang dialami parah. Kondisi seperti ini tidak boleh diremehkan, karena merupakan kondisi serius yang bisa menyebabkan bahaya besar, apalagi jika penderitanya adalah anak-anak.

      Anak-anak harus sebisa mungkin dihindari dari masalah dehidrasi, hal itu karena ketahanan tubuhnya yang masih sangat lemah (jika dibandingkan orang dewasa).

      Penderita diare harus mencukupi konusumsi air putih sehari-hari, utamanya anak-anak.

      Untuk mencegah dehidrasi maka bisa mengunakan oralit. Untuk penggunaannya agar aman, maka tanyakan kepada dokter atau apoteker tempat Anda membeli obat.

      Penggunaan oralit hendaknya dilakukan dengan benar dan hati-hati, khususnya bagi orang-orang yang sedang mengalami penyakit jantung.

      Umumnya penyakit diare bisa sepenuhnya sembuh tanpa adanya pengobatan atau perawatan khusus dalam beberapa hari.

      Penyakit diare dapat sembuh dalam waktu 2-4 hari pada orang dewasa. Adapun pada anak-anak bisa sembuh dalam 5-7 hari.

      Obat untuk penyakit diare yang bekerja cukup efektif dalam mengatasi diare, salah satunya yaitu loperamide. Hanya saja, anak-anak tidak boleh mengonsumsi obat loperamide.

      Loperamide adalah obat untuk menyembuhkan penyakit diare. Obat ini berfungsi untuk memperlambat gerakan saluran pencernaan, hal ini bertujuan agar usus memiliki lebih banyak waktu untuk menyerap nutrisi dari asupan yang dikonsumsi.

      Merek obat loperamide yaitu Imodium, Diadium, Diasec, Lodia, Renamid, Lopamid, Colidium. Penggunaan Loperamide tidak boleh untuk anak-anak, terutama usia 2 tahun kebawah.

      Salah satu obat Loperamide dengan merek Imodium
      Salah satu obat Loperamide dengan merek Imodium

      Jangan memberikan obat anti diare pada anak kecuali atas perintah dokter. Perawatan utama untuk mengatasi penyakit diare pada anak yaitu memastikan kebutuhan asupan cairan yang cukup bagi dirinya.

      Loperamide tidak dianjurkan diberikan pada penderita diare akibat disentri. Disentri adalah infeksi pada usus yang menimbulkan masalah diare yang disertai darah atau lendir. Selain itu, disentri menyebabkan demam, kram perut, mual atau muntah.

      Disentri bisa terjadi akibat bakteri, penyebaran bakteri umumnya karena kurang menjaga kebersihan, seperti tidak mencuci tangan setelah BAB ataupun mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Disentri juga bisa terjadi akibat amoeba (parasit bersel satu). Resiko penyebaran disentri amoeba menjadi tinggi apabila berada di dekat saluran pembuangan atau tinggal di daerah kumuh.

      Penderita diare yang memiliki riwayat gangguan elektrolit, aritmia, atau konstipasi, hendaknya tidak diberikan obat loperamide.

      Penelitian labotarium menemukan adanya efek samping obat loperamide terhadap janin di dalam kandungan. Sehingga penggunaannya pada wanita hamil harus dengan seijin dokter dan dilakukan dengan hati-hati.

      Demikian juga bagi Ibu menyusui, tidak boleh mengonsumsi loperamide tanpa memberi tahu dokter.

      Penggunaan loperamide dengan dosis berlebihan bisa mengakibatkan gangguan irama jantung. Jangan menggunakan loperamide jika Anda sedang mengonsumsi obat yang memiliki efek samping berupa gangguan irama jantung.


      Lamanya penyakit diare juga dipengaruhi oleh penyebabnya, seperti:
      • Diare akibat bakteri campylobacter dan salmonella umumnya berlangsung selama 2-7 hari.
      • Diare akibat rotavirus umumnya berlangsung 3-8 hari.
      • Diare akibat norovirus umumnya berlangsung selama dua hari.
      • Diare akibat giardasis umumnya bisa memakan waktu selama beberapa minggu untuk sembuh.

      Penyakit diare umumnya dalam beberapa hari bisa sembuh dengan sendirinya, namun tetap harus ada usaha perawatan agar diare bisa sembuh lebih cepat, serta meminimalisir gejala buruk yang muncul.

      Penderita diare hendaknya memperbanyak konsumsi cairan, hal ini untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit/ion, sehingga dapat terhindar dari dehidrasi. Anak-anak dan lansia lebih rentan terkena dehidrasi .

      Saat terkena penyakit diare, hindari minum minuman bersoda maupun jus buah karena bisa menyebabkan diare semakin parah.

      Apabila muncul gejala dehidrasi yang cukup mengkhawatirkan, terutama pada anak-anak, seperti kulit pucat atau berbintik, tubuh melemah, kaki dan tangan yang terasa dingin, maka hendaknya pergi ke dokter atau klinik.

      Penderita diare hendaknya mengonsumsi jenis makanan padat (jika sudah mampu untuk makan). Adapun porsi makan yaitu sedang atau kecil. Penderita diare hendaknya tidak mengonsumsi makanan yang pedas, tinggi lemak dan minyak.

      Pada kasus diare ringan dapat sembuh tanpa pengobatan. Adapun diare yang menetap (kronis) akan memerlukan diagnosis oleh dokter, tindakan medis yang dilakukan yaitu selain mengobati gejala diare juga mengobati penyebab yang mendasarinya.

      Disarankan mengonsumsi makanan dan cairan tinggi natrium (seperti kaldu dan sup). Selain itu, pilihlah makanan yang tinggi serat larut (seperti pisang, oatmeal, nasi) karena manfaatnya bisa membantu mengentalkan tinja

      Usahakan untuk tidak mengonsumsi makanan yang menyebabkan diare lebih buruk seperti makanan yang digoreng, tinggi kandungan gula, atau makanan bertekstur sangat lembut.

      Penggunaan Cairan Oralit Untuk Penderita Diare

      Penggunaan oralit umumnya dianjurkan dokter pada penderita diare yang beresiko tinggi terkena masalah dehidrasi, apalagi jika penderita berusia di atas enam puluh tahun, mempunyai masalah kesehatan yang serius, dan kondisi fisiknya lemah.

      Oralit

      Oralit berfungsi untuk menggantikan elektrolit/ion, karbohidrat, dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh. Penggunaan oralit supaya tubuh terhindar dari dehidrasi.

      Pada dasarnya penggunaan oralit tanpa resep dokter, serta dapat dibeli secara bebas di apotek. Namun perlu diketahui, punggunaan oralit bukan untuk menyembuhkan diare, tapi mencegah dan mengatasi dehidrasi.

      Apabila penderita diare mengalami dehidrasi yang parah, maka pemberian cairan melalui selang infus diperlukan di rumah sakit.

      loading...

      Obat Anti-Diare

      Penggunaan obat antidiare biasanya dapat meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan. Loperamide menjadi obat yang paling sering digunakan dalam mengatasi penyakit diare.

      Obat loperamide juga bekerja untuk menurunkan frekuensi BAB dan membuat kotoran lebih padat. Terdapat beberapa jenis obat anti-diare yang bisa dibeli bebas di apotek.

      Apabila penderita diare mengalami demam tinggi atau pada tinja terdapat darah dan nanah, maka hindari sembarangan mengonsumsi obat, hendaknya penderita memeriksakan diri ke dokter.

      Penggunaan Antibiotik
      Penggunaan antibiotik umumnya direkomendasikan apabila penyakit diare disebabkan serangan bakteri, atau gejala diare yang muncul terlihat parah.

      Adapun jika penyebab diare belum diketahui, maka hendaknya tidak mengonsumsi antibiotik. Obat antibiotik tidak bisa menyembuhkan penyakit diare yang diakibatkan serangan virus, selain itu penggunaan antibiotik dapat menimbulkan efek samping.

      Obat Pereda Rasa Sakit
      Penggunaan obat pereda rasa sakit memang bukan untuk menyembuhkan penyakit diare, tapi jika muncul rasa sakit atau gejala seperti demam dan sakit kepala, maka penggunaan paracetamol atau ibuprofen mungkin diperlukan.

      Apabila memang diperlukan, Anak-anak juga diperbolehkan mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen. Namun, aspirin hendaknya tidak diberikan pada anak-anak di bawah usia 16 tahun.

      Jika penyakit diare disebabkan oleh suatu penyakit yang pernah dialami sebelumnya (berdasarkan hasil diagnosa di rumah sakit), contohnya diare yang dialami disebabkan radang usus, maka penyakit radang usus tersebut harus diobati hingga benar-benar berhasil disembuhkan, jika radang usus belum disembuhkan maka penyakit diare sebagai gejala akan beresiko bisa menyerang kapan saja.

      Diagnosa
      Dalam proses diagnosa penyakit diare di rumah sakit, umumnya dokter akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, serta melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan mencaritahu apakah penderita diare mengalami dehidrasi.

      Pada kondisi tertentu, dokter mungkin akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan rektum, meneliti sampel tinja, hingga melakukan pengecekan darah.

      Kapan Harus ke Dokter?

      Diare dapat sembuh tanpa perawatan medis khusus, namun dalam kondisi tertentu memerlukan bantuan dokter. Bayi di bawah 1 tahun yang mengalami 6 kali serangan diare atau 3 kali muntah dalam 24 jam, maka harus dibawa ke dokter.

      Penting untuk mencari bantuan medis jika mengalami kasus-kasus berikut:
      • Dehidrasi parah.
      • Muntah terus menerus.
      • Penurunan berat badan secara drastis (tidak wajar).
      • Adanya darah dalam tinja, yang bisa mengubah warna tinja menjadi hitam, atau muncul nanah.
      • Orang-orang yang mengalami diare setelah operasi, atau setelah menggunakan antibiotik.

      Demikian juga, bagi orang-orang yang tidurnya terus-menerus terganggu akibat penyakit diare, mungkin juga perlu pergi ke dokter atau klinik.

      Loading...

      Pencegahan Diare

      Penyakit diare bisa menyebar dengan cepat, sehingga mengetahui pencegahan diare merupakan hal yang penting. Berikut hal-hal untuk mencegah penyakit diare:
      • Pastikan selalu mencuci tangan sebelum makan. Baik ketika Anda makan dengan sendok ataupun menggunakan tangan secara langsung.
      • Pilihlah bahan makanan yang segar.
      • Hendaknya menghindari konsumsi makanan yang tidak terjamin kebersihannya.
      • Di dapur, pisahkan dengan baik antara makanan yang mentah dan matang.
      • Jangan berbagi penggunaan handuk dengan orang lain.
      • Pastikan toilet terjaga kebersihannya.
      • Selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet.
      • Jangan minum air keran bisa menyebabkan penyakit diare.
      • Pada bayi, pemberian ASI eksklusif dapat mencegah dan membantu mengobati diare.

      Obat Diare Alami

      Diare membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Jika kondisi diare parah maka segera ke dokter, jika kondisi diare tidaklah parah maka Anda bisa melakukan perawatan pertama dengan cara alami.

      Penyakit diare harus segera diobati agar tidak semakin parah dan lama sembuhnya.

      Beberapa asupan yang dinilai berkhasiat untuk membantu menyembuhkan penyakit diare, yaitu:

      Jahe
      Jahe merupakan bahan alami yang punya khasiat untuk melancarkan proses pencernaan, menenangkan perut akibat iritasi, dan melawan peradangan yang menyerang tubuh (khasiat anti-inflamasi).

      Langkah-langkah untuk memanfaatkan jahe dalam pengobatan diare:
      1. Sediakan dua sendok jahe yang sudah diparut.
      2. Kemudian Anda seduh bersama 250 ml air panas (bisa juga dengan teh). 
      3. Seduhlah dalam beberapa menit, kemudian Anda minum.

      Sebagian orang kurang menyukai rasa pedas jahe. Oleh karena itu, Anda bisa mencoba alternatif jahe dalam bentuk suplemen.

      Yoghurt
      Yogurt memiliki probiotik. Fungsi probiotik untuk memulihkan bakteri baik yang ada di dalam usus. Beberapa contoh probiotik yaitu Lactobacillus GG, bifidobacteria, dan acidophilus.

      Daun Mint
      Daun mint dapat juga dimanfaatkan dalam mengatasi masalah diare. Daun mint memliki khasiat untuk membantu penyembuhan diare, menenangkan otot usus yang teriritasi, dan meredakan kram.

      Anda hanya perlu menyiapkan daun mint beberapa lembar, kemudian seduh di dalam gelas bersama 250 ml air panas.

      Teh Chamomile dan Lemon
      Kandungan di dalam teh chamomile mempunyai khasiat menenangkan tubuh, termasuk konsumsi chamomile memberikan efek menenangkan pada usus.

      Konsumsi teh chamomile bisa meredakan penyakit diare akibat stres, banyak pikiran, atau rasa cemas yang berlebihan.

      Anda bisa menyediakan 250 ml air hangat yang dicampurkan dengan teh chamomile. Agar lebih nikmat dan berkhasiat, Anda bisa menambahkan air perasan lemon secukupnya.

      Mengonsumsi campuran lemon dan teh chamomile berkhasiat sebagai obat diare alami.

      Cairan
      Penderita diare sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan asupan cairan sehari-hari, hal ini untuk menghindari atau mengatasi masalah kekurangan cairan (dehidrasi). Penderita diare perlu memperbanyak minum air putih.

      Diare juga menyebabkan hilangnya banyak ion tubuh, sehingga disarankan meminum cairan isotonik yang mengandung elektrolit. Adapun pada anak-anak yang mengalami diare, maka bisa diberikan cairan oralit.

      Konsumsi BRAT
      BRAT merupakan singkatan dari Banana (pisang), Rice (nasi), Applesauce (saus apel), Toast (roti), and Tea (teh). Beberapa asupan yang disebutkan tersebut bermanfaat baik untuk pencernaan tubuh, dan dapat menenangkan usus.

      Applesauce merupakan saus apel atau apel yang dihaluskan. Adapun “Toast” adalah roti panggang atau bakar.

      Konsumsilah roti bakar jika diare sepertinya akibat keracunan, roti bakar memberikan efek untuk menetralkan racun di dalam tubuh.

      Bagi penderita diare, pola makanan seperti ini sangat baik dan disarankan, karena mengandung serat, protein, dan rendah lemak, yang bermanfaat untuk kesehatan dan fungsi organ pencernaan tubuh.

      Makanan-makanan tersebut juga mudah dicerna dan bisa memadatkan tinja. Terdapat beberapa jenis makanan lainnya yang termasuk dalam pola makan BRAT, yaitu:
      • Gandum, sereal dan oatmeal.
      • Kentang rebus.
      • Biskuit.
      • Roti pretzel.
      • Ayam panggang tanpa kulit dan lemak.

      Perlu diketahui, pola makan BRAT bermanfaat dalam membantu pengobatan diare, tapi tidak disarankan menjalani pola makan BRAT untuk jangka panjang.

      Bagi penderita diare juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang berkuah. Contoh makanan lezat berkuah yang disarankan yaitu sup sapi atau sup ayam.

      Obat alami diare ini sangat membantu dalam meredakan gejala diare. Hanya saja, jika kondisi tidak kunjung membaik maka hendaknya pergi ke rumah sakit dengan segera.


      Makanan Pantangan Untuk Penderita Diare

      Penderita diare hendaknya memperhatikan makanan yang dikonsumsi, hal ini agar penyakit diare tidak memburuk. Berikut makanan pantangan pada penderita diare:

      Hindari Makanan Berminyak dan Berlemak
      Makanan berminyak dan tinggi lemak perlu dihindari oleh orang-orang yang sedang terkena penyakit diare. Konsumsi makanan seperti itu dapat menegangkan otot dinding saluran cerna, yang dapat memperburuk kondisi penyakit yang dialami.

      Penyebab lainnya yang membuat penderita diare harus membatasi konsumsi makanan berminyak (seperti gorengan) yaitu dampaknya yang bisa memperlambat pengosongan lambung, hal ini nantinya menyebabkan perut terasa kembung.

      Hindari Sayuran dan Buah yang Mengandung Gas
      Penderita diare perlu membatasi konsumsi sayuran yang dapat meningkatkan gas di usus, contohnya yaitu buncis, kembang kol, kubis, paprika, kacang polong, brokoli, jagung, dan plum.

      Adapun jenis buah-buahan yang hendaknya jangan dikonsumsi yaitu buah ara, anggur, nanas, dan ceri.

      Hindari Makanan Pedas
      Biasanya rasa pedas pada makanan berasal dari cabai. Di dalam cabai terkandung zat capsaicin, zat inilah yang menyebabkan sensasi pedas di lidah.

      Penderita diare perlu menghindari cabai karena zat capsaicin mempunyai efek untuk mengiritasi saluran pencernaan, yang nantinya membuat kondisi diare memburuk.

      Batasi Konsumsi Pemanis Buatan
      Perut kembung bisa terjadi akibat mengonsumsi pemanis buatan seperti sorbitol, dimana penderita diare perlu menghindarinya. Pemanis buatan biasanya terdapat pada permen karet dan minuman bersoda.

      Hindari Alkohol dan Kafein
      Mengonsumsi minuman beralkohol ataupun yang mengandung kafein bisa mengakibatkan tinja semakin encer, sehingga memperburuk diare.

      Saat mengalami diare, maka hentikan dahulu kebiasaan mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi.

      Referensi:
      MacGill, Markus. Medical News Today (2017). What you should know about diarrhea.
      WHO (2017). Diarrhoeal disease.
      Alodokter. Obat Diare Alami Untuk Pertolongan Pertama Di Rumah
      Alodokter. Pengobatan Diare.
      Alodokter. Pengertian Disentri
      Alodokter. Pengertian Loperamide.

      Orang yang terkena diare biasanya mengalami gejala rasa sakit pada perut (sekalipun hanya beberapa saat / sementara) yang disertai kondisi tinja yang cenderung encer.

      Penyakit diare sudah umum diketahui masyarakat. Kondisi diare ini cukup mengganggu, yang membuat penderitanya akan lebih sering pergi ke toilet.

      Sakit Diare
      Photo credit: Pixabay.com

      Mengonsumsi makanan yang kurang bersih bisa memicu resiko penykit diare. Dalam kondisi tertentu penyakit diare bisa sangat berbahaya, seperti salah satunya saat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).

      Penyakit diare ditandai dengan tinja yang lebih encer, dan seringnya muncul rasa mulas (frekuensi BAB yang tinggi).

      Jika penyakit diare parah, maka bisa menimbulkan gejala demam, kram perut yang lumayan menyakitkan, hingga kondisi tinja yang sangat encer (tinja lebih encer dibandingkan kondisi diare ringan).

      Beberapa gejala diare lainnya yaitu sakit kepala, nafsu makan yang menurun drastis, rasa mual dan muntah.

      Diare umumnya dapat sembuh secara total dalam waktu 2-4 hari. Jika diare yang dialami telah berlangsung lebih dari satu minggu (belum membaik), maka direkomendasikan untuk pergi ke dokter.

      Anda juga perlu pergi ke dokter jika:
      • Diare yang dialami sampai mengganggu tidur Anda.
      • Adanya darah pada tinja.
      • Sering muntah-muntah
      • Penurunan berat badan secara signifikan (tidak wajar).

      Adapun diare pada anak-anak bisa terjadi lebih lama, yaitu antara 5-7 hari. Apabila diare yang dialami anak lebih lama dari itu, atau muncul gejala-gejala yang serius seperti adanya darah pada tinja, atau terlalu sering BAB (enam kali atau lebih), maka hendaknya anak dibawa untuk diperiksa di rumah sakit.

      Infeksi usus biasanya menjadi penyebab seseorang terkena diare. Mengonsumsi asupan yang kurang bersih atau terkontaminasi mengakibatkan infeksi usus.

      Beberapa hal yang bisa memicu resiko penyakit diare, yaitu:
      • Terlalu sering mengonsumsi kopi atau minuman berkafein tinggi lainnya.
      • Mengonsumsi minuman beralkohol.
      • Adanya gangguan yang berkaitan dengan psikologi, seperti mudah marah, stres, atau sering gelisah.
      • Faktor efek samping dari obat tertentu yang dikonsumsi (seperti statin, obat pencahar, antibiotik, obat-obatan kemoterapi, NSAID, dll).
      • Terkena Infeksi bakteri (seperti escherichia coli dan salmonella). Infeksi bakteri tersebut juga bisa mengakibatkan keracunan makanan.
      • Alergi makanan.
      • Sering mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan.
      • Kerusakan lapisan usus akibat radioterapi.

      Adapun jika penyakit diare terjadi dalam waktu lama (diare kronis), ada kemungkinan penyebabnya yaitu:
      • Terjadinya gangguan penyerapan nutrisi, dan gangguan fungsi pencernaan.
      • Mengalami penyakit coeliac (sebuah kondisi yang mengakibatkan tubuh menolak protein gluren).
      • Radang pankreas kronis.
      • Penyakit Crohn (radang pada lapisan sistem pencernaan).
      • Sindrom iritasi usus (gangguan pada fungsi usus).
      • Kolitis mikroskopik (semacam kondisi radang usus yang bisa menimbulkan masalah diare encer).
      • Kanker usus.
      • Terkadang faktor hormonal menyebabkan diare, contohnya seperti kasus penyakit Addison dan tumor karsinoid.
      • Fibrosis kistik.
      • Kolitis ulseratif.
      • Efek samping gastrektomi (pengangkatan bagian perut atau operasi mengangkat seluruh atau sebagian lambung).

      Menurut badan kesehatan dunia WHO, beberapa penyebab umum diare yaitu:

      Infeksi: Diare adalah gejala infeksi akibat serangan bakteri, virus dan parasit. Umumnya penyebaran bakteri, virus dan parasit melalui air yang tercemar feses. Kasus infeksi meningkat jika minimnya sanitasi atau kurangnya air bersih yang memadai untuk minum dan memasak. Rotavirus dan Escherichia coli berada di tingkat teratas sebagai penyebab seseorang terserang penyakit diare.

      Malnutrisi: Kasus anak-anak yang menderita diare parah umumnya dialami oleh mereka yang kekurangan gizi. Kekurangan gizi menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap diare. Selain itu, diare juga menyebabkan masalah kekurangan gizi yang dialami semakin memburuk, hal ini bagaikan lingkaran setan.

      Kurangnya sumber air bersih: Air yang terkontaminasi dengan limbah dan kotoran dapat menyebabkan penyakit diare.

      Penyakit diare bisa menyebar dari orang ke orang akibat kebersihan pribadi yang tidak terjaga. Makanan tidak higienis juga menjadi penyebab diare. Orang yang mengonsumsi ikan dan makanan laut dari air yang tercemar beresiko terkena diare.


      Pengobatan Diare

      Masalah dehidrasi bisa terjadi jika diare yang dialami parah. Kondisi seperti ini tidak boleh diremehkan, karena merupakan kondisi serius yang bisa menyebabkan bahaya besar, apalagi jika penderitanya adalah anak-anak.

      Anak-anak harus sebisa mungkin dihindari dari masalah dehidrasi, hal itu karena ketahanan tubuhnya yang masih sangat lemah (jika dibandingkan orang dewasa).

      Penderita diare harus mencukupi konusumsi air putih sehari-hari, utamanya anak-anak.

      Untuk mencegah dehidrasi maka bisa mengunakan oralit. Untuk penggunaannya agar aman, maka tanyakan kepada dokter atau apoteker tempat Anda membeli obat.

      Penggunaan oralit hendaknya dilakukan dengan benar dan hati-hati, khususnya bagi orang-orang yang sedang mengalami penyakit jantung.

      Umumnya penyakit diare bisa sepenuhnya sembuh tanpa adanya pengobatan atau perawatan khusus dalam beberapa hari.

      Penyakit diare dapat sembuh dalam waktu 2-4 hari pada orang dewasa. Adapun pada anak-anak bisa sembuh dalam 5-7 hari.

      Obat untuk penyakit diare yang bekerja cukup efektif dalam mengatasi diare, salah satunya yaitu loperamide. Hanya saja, anak-anak tidak boleh mengonsumsi obat loperamide.

      Loperamide adalah obat untuk menyembuhkan penyakit diare. Obat ini berfungsi untuk memperlambat gerakan saluran pencernaan, hal ini bertujuan agar usus memiliki lebih banyak waktu untuk menyerap nutrisi dari asupan yang dikonsumsi.

      Merek obat loperamide yaitu Imodium, Diadium, Diasec, Lodia, Renamid, Lopamid, Colidium. Penggunaan Loperamide tidak boleh untuk anak-anak, terutama usia 2 tahun kebawah.

      Salah satu obat Loperamide dengan merek Imodium
      Salah satu obat Loperamide dengan merek Imodium

      Jangan memberikan obat anti diare pada anak kecuali atas perintah dokter. Perawatan utama untuk mengatasi penyakit diare pada anak yaitu memastikan kebutuhan asupan cairan yang cukup bagi dirinya.

      Loperamide tidak dianjurkan diberikan pada penderita diare akibat disentri. Disentri adalah infeksi pada usus yang menimbulkan masalah diare yang disertai darah atau lendir. Selain itu, disentri menyebabkan demam, kram perut, mual atau muntah.

      Disentri bisa terjadi akibat bakteri, penyebaran bakteri umumnya karena kurang menjaga kebersihan, seperti tidak mencuci tangan setelah BAB ataupun mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Disentri juga bisa terjadi akibat amoeba (parasit bersel satu). Resiko penyebaran disentri amoeba menjadi tinggi apabila berada di dekat saluran pembuangan atau tinggal di daerah kumuh.

      Penderita diare yang memiliki riwayat gangguan elektrolit, aritmia, atau konstipasi, hendaknya tidak diberikan obat loperamide.

      Penelitian labotarium menemukan adanya efek samping obat loperamide terhadap janin di dalam kandungan. Sehingga penggunaannya pada wanita hamil harus dengan seijin dokter dan dilakukan dengan hati-hati.

      Demikian juga bagi Ibu menyusui, tidak boleh mengonsumsi loperamide tanpa memberi tahu dokter.

      Penggunaan loperamide dengan dosis berlebihan bisa mengakibatkan gangguan irama jantung. Jangan menggunakan loperamide jika Anda sedang mengonsumsi obat yang memiliki efek samping berupa gangguan irama jantung.


      Lamanya penyakit diare juga dipengaruhi oleh penyebabnya, seperti:
      • Diare akibat bakteri campylobacter dan salmonella umumnya berlangsung selama 2-7 hari.
      • Diare akibat rotavirus umumnya berlangsung 3-8 hari.
      • Diare akibat norovirus umumnya berlangsung selama dua hari.
      • Diare akibat giardasis umumnya bisa memakan waktu selama beberapa minggu untuk sembuh.

      Penyakit diare umumnya dalam beberapa hari bisa sembuh dengan sendirinya, namun tetap harus ada usaha perawatan agar diare bisa sembuh lebih cepat, serta meminimalisir gejala buruk yang muncul.

      Penderita diare hendaknya memperbanyak konsumsi cairan, hal ini untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit/ion, sehingga dapat terhindar dari dehidrasi. Anak-anak dan lansia lebih rentan terkena dehidrasi .

      Saat terkena penyakit diare, hindari minum minuman bersoda maupun jus buah karena bisa menyebabkan diare semakin parah.

      Apabila muncul gejala dehidrasi yang cukup mengkhawatirkan, terutama pada anak-anak, seperti kulit pucat atau berbintik, tubuh melemah, kaki dan tangan yang terasa dingin, maka hendaknya pergi ke dokter atau klinik.

      Penderita diare hendaknya mengonsumsi jenis makanan padat (jika sudah mampu untuk makan). Adapun porsi makan yaitu sedang atau kecil. Penderita diare hendaknya tidak mengonsumsi makanan yang pedas, tinggi lemak dan minyak.

      Pada kasus diare ringan dapat sembuh tanpa pengobatan. Adapun diare yang menetap (kronis) akan memerlukan diagnosis oleh dokter, tindakan medis yang dilakukan yaitu selain mengobati gejala diare juga mengobati penyebab yang mendasarinya.

      Disarankan mengonsumsi makanan dan cairan tinggi natrium (seperti kaldu dan sup). Selain itu, pilihlah makanan yang tinggi serat larut (seperti pisang, oatmeal, nasi) karena manfaatnya bisa membantu mengentalkan tinja

      Usahakan untuk tidak mengonsumsi makanan yang menyebabkan diare lebih buruk seperti makanan yang digoreng, tinggi kandungan gula, atau makanan bertekstur sangat lembut.

      Penggunaan Cairan Oralit Untuk Penderita Diare

      Penggunaan oralit umumnya dianjurkan dokter pada penderita diare yang beresiko tinggi terkena masalah dehidrasi, apalagi jika penderita berusia di atas enam puluh tahun, mempunyai masalah kesehatan yang serius, dan kondisi fisiknya lemah.

      Oralit

      Oralit berfungsi untuk menggantikan elektrolit/ion, karbohidrat, dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh. Penggunaan oralit supaya tubuh terhindar dari dehidrasi.

      Pada dasarnya penggunaan oralit tanpa resep dokter, serta dapat dibeli secara bebas di apotek. Namun perlu diketahui, punggunaan oralit bukan untuk menyembuhkan diare, tapi mencegah dan mengatasi dehidrasi.

      Apabila penderita diare mengalami dehidrasi yang parah, maka pemberian cairan melalui selang infus diperlukan di rumah sakit.

      loading...

      Obat Anti-Diare

      Penggunaan obat antidiare biasanya dapat meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan. Loperamide menjadi obat yang paling sering digunakan dalam mengatasi penyakit diare.

      Obat loperamide juga bekerja untuk menurunkan frekuensi BAB dan membuat kotoran lebih padat. Terdapat beberapa jenis obat anti-diare yang bisa dibeli bebas di apotek.

      Apabila penderita diare mengalami demam tinggi atau pada tinja terdapat darah dan nanah, maka hindari sembarangan mengonsumsi obat, hendaknya penderita memeriksakan diri ke dokter.

      Penggunaan Antibiotik
      Penggunaan antibiotik umumnya direkomendasikan apabila penyakit diare disebabkan serangan bakteri, atau gejala diare yang muncul terlihat parah.

      Adapun jika penyebab diare belum diketahui, maka hendaknya tidak mengonsumsi antibiotik. Obat antibiotik tidak bisa menyembuhkan penyakit diare yang diakibatkan serangan virus, selain itu penggunaan antibiotik dapat menimbulkan efek samping.

      Obat Pereda Rasa Sakit
      Penggunaan obat pereda rasa sakit memang bukan untuk menyembuhkan penyakit diare, tapi jika muncul rasa sakit atau gejala seperti demam dan sakit kepala, maka penggunaan paracetamol atau ibuprofen mungkin diperlukan.

      Apabila memang diperlukan, Anak-anak juga diperbolehkan mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen. Namun, aspirin hendaknya tidak diberikan pada anak-anak di bawah usia 16 tahun.

      Jika penyakit diare disebabkan oleh suatu penyakit yang pernah dialami sebelumnya (berdasarkan hasil diagnosa di rumah sakit), contohnya diare yang dialami disebabkan radang usus, maka penyakit radang usus tersebut harus diobati hingga benar-benar berhasil disembuhkan, jika radang usus belum disembuhkan maka penyakit diare sebagai gejala akan beresiko bisa menyerang kapan saja.

      Diagnosa
      Dalam proses diagnosa penyakit diare di rumah sakit, umumnya dokter akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, serta melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan mencaritahu apakah penderita diare mengalami dehidrasi.

      Pada kondisi tertentu, dokter mungkin akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan rektum, meneliti sampel tinja, hingga melakukan pengecekan darah.

      Kapan Harus ke Dokter?

      Diare dapat sembuh tanpa perawatan medis khusus, namun dalam kondisi tertentu memerlukan bantuan dokter. Bayi di bawah 1 tahun yang mengalami 6 kali serangan diare atau 3 kali muntah dalam 24 jam, maka harus dibawa ke dokter.

      Penting untuk mencari bantuan medis jika mengalami kasus-kasus berikut:
      • Dehidrasi parah.
      • Muntah terus menerus.
      • Penurunan berat badan secara drastis (tidak wajar).
      • Adanya darah dalam tinja, yang bisa mengubah warna tinja menjadi hitam, atau muncul nanah.
      • Orang-orang yang mengalami diare setelah operasi, atau setelah menggunakan antibiotik.

      Demikian juga, bagi orang-orang yang tidurnya terus-menerus terganggu akibat penyakit diare, mungkin juga perlu pergi ke dokter atau klinik.

      Loading...

      Pencegahan Diare

      Penyakit diare bisa menyebar dengan cepat, sehingga mengetahui pencegahan diare merupakan hal yang penting. Berikut hal-hal untuk mencegah penyakit diare:
      • Pastikan selalu mencuci tangan sebelum makan. Baik ketika Anda makan dengan sendok ataupun menggunakan tangan secara langsung.
      • Pilihlah bahan makanan yang segar.
      • Hendaknya menghindari konsumsi makanan yang tidak terjamin kebersihannya.
      • Di dapur, pisahkan dengan baik antara makanan yang mentah dan matang.
      • Jangan berbagi penggunaan handuk dengan orang lain.
      • Pastikan toilet terjaga kebersihannya.
      • Selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet.
      • Jangan minum air keran bisa menyebabkan penyakit diare.
      • Pada bayi, pemberian ASI eksklusif dapat mencegah dan membantu mengobati diare.

      Obat Diare Alami

      Diare membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Jika kondisi diare parah maka segera ke dokter, jika kondisi diare tidaklah parah maka Anda bisa melakukan perawatan pertama dengan cara alami.

      Penyakit diare harus segera diobati agar tidak semakin parah dan lama sembuhnya.

      Beberapa asupan yang dinilai berkhasiat untuk membantu menyembuhkan penyakit diare, yaitu:

      Jahe
      Jahe merupakan bahan alami yang punya khasiat untuk melancarkan proses pencernaan, menenangkan perut akibat iritasi, dan melawan peradangan yang menyerang tubuh (khasiat anti-inflamasi).

      Langkah-langkah untuk memanfaatkan jahe dalam pengobatan diare:
      1. Sediakan dua sendok jahe yang sudah diparut.
      2. Kemudian Anda seduh bersama 250 ml air panas (bisa juga dengan teh). 
      3. Seduhlah dalam beberapa menit, kemudian Anda minum.

      Sebagian orang kurang menyukai rasa pedas jahe. Oleh karena itu, Anda bisa mencoba alternatif jahe dalam bentuk suplemen.

      Yoghurt
      Yogurt memiliki probiotik. Fungsi probiotik untuk memulihkan bakteri baik yang ada di dalam usus. Beberapa contoh probiotik yaitu Lactobacillus GG, bifidobacteria, dan acidophilus.

      Daun Mint
      Daun mint dapat juga dimanfaatkan dalam mengatasi masalah diare. Daun mint memliki khasiat untuk membantu penyembuhan diare, menenangkan otot usus yang teriritasi, dan meredakan kram.

      Anda hanya perlu menyiapkan daun mint beberapa lembar, kemudian seduh di dalam gelas bersama 250 ml air panas.

      Teh Chamomile dan Lemon
      Kandungan di dalam teh chamomile mempunyai khasiat menenangkan tubuh, termasuk konsumsi chamomile memberikan efek menenangkan pada usus.

      Konsumsi teh chamomile bisa meredakan penyakit diare akibat stres, banyak pikiran, atau rasa cemas yang berlebihan.

      Anda bisa menyediakan 250 ml air hangat yang dicampurkan dengan teh chamomile. Agar lebih nikmat dan berkhasiat, Anda bisa menambahkan air perasan lemon secukupnya.

      Mengonsumsi campuran lemon dan teh chamomile berkhasiat sebagai obat diare alami.

      Cairan
      Penderita diare sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan asupan cairan sehari-hari, hal ini untuk menghindari atau mengatasi masalah kekurangan cairan (dehidrasi). Penderita diare perlu memperbanyak minum air putih.

      Diare juga menyebabkan hilangnya banyak ion tubuh, sehingga disarankan meminum cairan isotonik yang mengandung elektrolit. Adapun pada anak-anak yang mengalami diare, maka bisa diberikan cairan oralit.

      Konsumsi BRAT
      BRAT merupakan singkatan dari Banana (pisang), Rice (nasi), Applesauce (saus apel), Toast (roti), and Tea (teh). Beberapa asupan yang disebutkan tersebut bermanfaat baik untuk pencernaan tubuh, dan dapat menenangkan usus.

      Applesauce merupakan saus apel atau apel yang dihaluskan. Adapun “Toast” adalah roti panggang atau bakar.

      Konsumsilah roti bakar jika diare sepertinya akibat keracunan, roti bakar memberikan efek untuk menetralkan racun di dalam tubuh.

      Bagi penderita diare, pola makanan seperti ini sangat baik dan disarankan, karena mengandung serat, protein, dan rendah lemak, yang bermanfaat untuk kesehatan dan fungsi organ pencernaan tubuh.

      Makanan-makanan tersebut juga mudah dicerna dan bisa memadatkan tinja. Terdapat beberapa jenis makanan lainnya yang termasuk dalam pola makan BRAT, yaitu:
      • Gandum, sereal dan oatmeal.
      • Kentang rebus.
      • Biskuit.
      • Roti pretzel.
      • Ayam panggang tanpa kulit dan lemak.

      Perlu diketahui, pola makan BRAT bermanfaat dalam membantu pengobatan diare, tapi tidak disarankan menjalani pola makan BRAT untuk jangka panjang.

      Bagi penderita diare juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang berkuah. Contoh makanan lezat berkuah yang disarankan yaitu sup sapi atau sup ayam.

      Obat alami diare ini sangat membantu dalam meredakan gejala diare. Hanya saja, jika kondisi tidak kunjung membaik maka hendaknya pergi ke rumah sakit dengan segera.


      Makanan Pantangan Untuk Penderita Diare

      Penderita diare hendaknya memperhatikan makanan yang dikonsumsi, hal ini agar penyakit diare tidak memburuk. Berikut makanan pantangan pada penderita diare:

      Hindari Makanan Berminyak dan Berlemak
      Makanan berminyak dan tinggi lemak perlu dihindari oleh orang-orang yang sedang terkena penyakit diare. Konsumsi makanan seperti itu dapat menegangkan otot dinding saluran cerna, yang dapat memperburuk kondisi penyakit yang dialami.

      Penyebab lainnya yang membuat penderita diare harus membatasi konsumsi makanan berminyak (seperti gorengan) yaitu dampaknya yang bisa memperlambat pengosongan lambung, hal ini nantinya menyebabkan perut terasa kembung.

      Hindari Sayuran dan Buah yang Mengandung Gas
      Penderita diare perlu membatasi konsumsi sayuran yang dapat meningkatkan gas di usus, contohnya yaitu buncis, kembang kol, kubis, paprika, kacang polong, brokoli, jagung, dan plum.

      Adapun jenis buah-buahan yang hendaknya jangan dikonsumsi yaitu buah ara, anggur, nanas, dan ceri.

      Hindari Makanan Pedas
      Biasanya rasa pedas pada makanan berasal dari cabai. Di dalam cabai terkandung zat capsaicin, zat inilah yang menyebabkan sensasi pedas di lidah.

      Penderita diare perlu menghindari cabai karena zat capsaicin mempunyai efek untuk mengiritasi saluran pencernaan, yang nantinya membuat kondisi diare memburuk.

      Batasi Konsumsi Pemanis Buatan
      Perut kembung bisa terjadi akibat mengonsumsi pemanis buatan seperti sorbitol, dimana penderita diare perlu menghindarinya. Pemanis buatan biasanya terdapat pada permen karet dan minuman bersoda.

      Hindari Alkohol dan Kafein
      Mengonsumsi minuman beralkohol ataupun yang mengandung kafein bisa mengakibatkan tinja semakin encer, sehingga memperburuk diare.

      Saat mengalami diare, maka hentikan dahulu kebiasaan mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi.

      Referensi:
      MacGill, Markus. Medical News Today (2017). What you should know about diarrhea.
      WHO (2017). Diarrhoeal disease.
      Alodokter. Obat Diare Alami Untuk Pertolongan Pertama Di Rumah
      Alodokter. Pengobatan Diare.
      Alodokter. Pengertian Disentri
      Alodokter. Pengertian Loperamide.

      Related Posts: